SBY Enggan Ditemui Gibran Jika Membicarakan Cawapres, Perjalanan Gibran Masih Berat
Dan reaksi dan sentimen publik kini negatif, masih akan terjadikan deklasri Prabowo-Gibran?
Meski sudah direstui Golkar untuk menjadi cawapres Prabowo, langkah Gibran Rakabuming Raka, belum selesai.
Ia juga harus memperoleh restu partai Koalisi, diantaranya Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional dan PBB.
Dan langkah itu ternyata tidak mudah. Pendaftaran pasangan Capres 2024 memang masih tanggal 25 Oktober 2023, namun itu masa yang tak mudah.
Hal itu tersirat dari cuitan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat @SBYudhoyono.
“3 hari ini saya ada di Jateng. Saya dapat info, Mas Gibran ingin temui saya & AHY. Mungkin terkait pencalonan Mas Gibran sebagai Cawapres. Silaturahmi Mas Gibran dengan saya & AHY itu baik. Namun, urusan Cawapres sepenuhnya menjadi kedaulatan & kewenangan Pak Prabowo. *SBY*”
3 hari ini saya ada di Jateng. Saya dapat info, Mas Gibran ingin temui saya & AHY. Mungkin terkait pencalonan Mas Gibran sebagai Cawapres. Silaturahmi Mas Gibran dengan saya & AHY itu baik. Namun, urusan Cawapres sepenuhnya menjadi kedaulatan & kewenangan Pak Prabowo. *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 21, 2023
Dari cuitan itu tampak penolakan halus dari Presiden RI keenam SBY.
Apalagi dalam video sebelumnya, SBY mengkritik keputususan MK yang mengizinkan Gibran menjadi calon wakil Presiden meski berusia di bawah 40 tahun.
Kritik serupa dilontarkan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, bahwa keputusan MK yang mengizinkan calon presiden dan calon wakil presiden di bawah 40 tahun dengan syarat pernah jadi pejabat publik adalahh cacat hukum.
Pasangan Capres/Cawapres;@prabowo – @gibran_tweet
Cacat Hukum ⚖️@KPU_ID @officialMKRI pic.twitter.com/IlA5fcQzKD— Syarman Lawyer (@Syarman59) October 21, 2023
Publik pun kini tak lagi berada dipihak Gibran, bahkan Jokowi.
Terbukti dengan munculnnya hastag Gibran Mencla Mencle dan pengkhianat yang diarahkan pada Jokowi.
Secara kinerja Jokowi memang bagus, banyak wujudnya secara lokal bahkan internasional.
Namun nafsu tetap berkuasa yang mulai melunturkan publik pada mantan walikota Solo itu.
Nafsu untuk berkuasa itu antara lain ditandai dengan isu menjabat tiga periode, penyataan akan cawe-cawe, meloloskan Kaesang Pangarep jadi Ketua Umum PSI.
Dan dua hal yang paling kontrovesial adalah menggunakan MK yang dipimpin adik iparnya memutskan peraturan yang membuka peluang Gibran maju sebagai Cawapres.
MK pun kemudian diplesetkan menjadi Mahkamah Keluarga.
Lalu Cawe-cawe Jokowi yang memaksakan Gibran jadi Cawapres akan menjadi puncak citra Jokowi sebagai Presiden yang merakyat.
Jokowi KKN dan Dinasti Politik Jokowi pun tak terhindarkan.
Dimulai dari 3 Periode, perpanjangan periode, ditolak publik, lalu muncul-lah endorsement ke Ganjar, lalu juga ke Prabowo, berujung ke anaknya sendiri… Ini memang bukan ttg memilih Ganjar atau Prabowo, ini ttg mencari formula agar dirinya tetap berkuasa…
— Yunarto Wijaya (@yunartowijaya) October 21, 2023
Beredar juga narasi bahwa deklarasi Prabowo-Gibran semestinya sudah dilakukan beberapa hari ini.
Namun Prabowo menolak karena menunggu reaksi publik.
Bahkan Prabowo dikabarkan telah mengontak SBY untuk konsultasi.
Dan reaksi publik kini negatif, masih akan terjadikan dekpalasri Prabowo-Gibran?