Business is booming.

Pak Sumedi Trending, Gagal Jadi Caleg Putuskan Aliran Air Bersih Dibenci Warga

saya harus mensubsidi pembayaran listrik untuk pengaliran air bersih ke masyarakat

Tagar Pak Sumedi trending di media sosial X (Twitter) pada Jumat (15/3/2024), menyusul netizen soroti tingkah warga Kampung Cisuru, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, yang tidak tahu berterima kasih setelah selama 4 tahun diberi air bersih cuma bayar Rp5.000 per bulan.

“Aku dikasih air melimpah,cuma bayar 5rb per bulan akan sangat bersyukur dan terimakasih sama pemberinya. Coba situ pakai PDAM? Bisa ratusan ribu,” tulis pemilik akun Twitter @AsalBerkata, menanggapi tagar Pak Sumedi yang trending hingga tercatat 9.462 ciutan yang disampaikan netizen.

Lalu pemilik akun Twitter @PasaribuSyamin menulis, “Beginilah banyak tingkah masyarakat skrg,tak tahu berterima kasih, giliran diputus baru tahu rasa.dikasih kebaikan berkelanjutan maunya serangan yg tak seberapa,skrg rasakanlah dulu biar tahu mana yg membantu mu sesungguhnya.”

@spaceicraft menulis, “Mending berbuat baiknya diem-diem aja deh warga sini gak bisa dibaikin.”

@Mbonita_ menulis, “Itu biaya yang dikeluarkan untuk mengalirkan air dari rumah pak sumedi ke warga, dan itupun pak sumedi nombokin tiap bulannya (orang baik), ya kalau itu diputus ya wajar, wong sumber air dari sumur pak sumedi, mestinya biaya mengalirkan itu dibayar sama pemerintah ..(c)..”

@artnice27 menulis, “Maka dr itu jgn terlalu baik kawan, banyak bajingan soalnya.”

@kamakiho menulis, “Ga akan ragu milih bapak yg bisa nyediain air cuma 5k perbulan, kalau naik jd 10k pun aku ga masalah, krn bayar PDAM bisa raturan ribu, mana ada nyala nya ada mati nya suka suka dia pula. Btw, pak Sumedi nyediain air udh 4 TAHUN YA bukan kek bansos yg mendadak milyaran.”

@pitcshy menulis, “Emg dasar warganya yg gk tau terima kasih udh dibantuin sebesar itu malah lebih tergiur serangan fajar 5 tahunan.”

Baca Juga:  Daftar Lengkap Pemenang Baeksang Arts Awards 2023, The Glory Drama Televisi Terbaik

@spaceicraft menulis, “Gimana ya kalo nombokin segitu terus tiap bulan yg beban juga buat pak sumedi.”

@ezzachFsulaeman menulis, “Wkwkw apalagi alasannya walaupun ga dipilih jg pks mah ttp ngasih😂 Kasihan org baik ini dimanfaatin rakyat yg g ada akhlak dan tak tahu diri.”

@Nurulhaayati menulis, “Warga Masi gabisa mengklasifikasikan gasi antara bantuan yg jangka panjang sama yg sifatnya cuma buat sehari doang impact nya.”

@Adhwa90106478 menulis, “Manusia yang gak tau berterima kasih… Memang masyarakat kita mental miskinnya dua… Miskin ekonomi and miskin akhlak.”

@primrosge menulis, “doain semoga bapaknya sehat selalu & rezekinya lancar terus tp jangan baikin mereka lg ya pak.”

Alasan Caleg PKS Putus Aliran Air Warga Usai Gagal Terpilih: Tak Kuat Biayai

Caleg DPRD Kota Cilegon dari PKS Sumedi Madasik angkat bicara terkait keluhan warga Cisuru, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon atas diputusnya aliran air bersih dari sumur bor miliknya.

Meski membenarkan dirinya memutus aliran air bersih warga, namun Sumedi membantah hal itu dikarenakan kegagalannya lolos ke parlemen Kota Cilegon.

Ia berdalih, pemutusan aliran air bersih dilakukan atas kesepakatan bersama untuk mencari solusi agar bisa menutup beban biaya yang selama ini sudah ditanggungnya.

“Iya memang saya caleg, memang iya saya gagal, mungkin Allah belum merestui dan meridhoi saya untuk mewakili yang seutuhnya,” kata Sumedi, Rabu (13/3/2024).

“Itu sudah berjalan 4 tahun lebih yang selisihnya antara Rp 2 sampai Rp 2,5 juta setiap bulannya, dan saya harus mensubsidi pembayaran listrik untuk pengaliran air bersih ke masyarakat,” imbuhnya.

Dikatakan Sumedi, sebelum pemutusan aliran air bersih ke warga, dirinya sempat mengundang para tokoh masyarakat setempat untuk meminta agar biaya listrik dan perawatan mesin diserahkan sepenuhnya ke warga

Baca Juga:  Luna Maya Trending, Trailer Film Suzzanna hingga Akui Jalin Kasih dengan Maxime Bouttier

Bahkan, lanjutnya, dirinya pun sempat menawarkan agar biaya pengambilan air bersih dari sumur bor miliknya dinaikkan untuk menutupi biaya yang ditanggungnya lantaran sudah tak punya biaya usai dirinya nyaleg.

“Saya berharap naik, supaya bisa menutupi biaya listriknya, ternyata sampai detik ini belum ada solusi. Saat itu saya bilang air sementara saya tutup, bukan saya putus, hanya sementara, karena tujuannya supaya ada yang terbaik buat saya pribadi, dan ada solusi yang terbaik buat masyarakat,” jelasnya.

Meski begitu, Sumedi pun tak memungkiri dirinya kecewa terhadap warga Kampung Cisuru yang tak memberikan suara kepada dirinya saat Pileg 2024 kemarin lantaran tergiur uang yang diberikan caleg lain.

Padahal, kata Sumedi, sempat terjadi kesepakatan antara dirinya dengan warga untuk memilih dirinya sebagai bentuk kompensasi sudah dibantu diberikan aliran air bersih selama bertahun-tahun.

“Dari jumlah 140 warga yang masuk DPT, saya cuma berharap itu cuma 100 suara, wajarlah sekitar 70 persen saja, tapi yang saya dapat cuma 45 persen. Itu akibat serangan fajar, pelakunya si RT sendiri yang pada malam hari dia sengaja bawa uang dari salah satu calon untuk dibagikan ke masyarakat, beli suara,” ungkapnya.

“Kurang lebih 4 tahun saya bantu air bersihnya, bahkan alhamdulillah air yang saya alirkan ke sana PH-nya 7, itu luar biasa, bahkan masyarakat Cisuru sendiri bisa mengkonsumsi air bersih,” tambahnya.

Sumedi menegaskan, dirinya akan kembali membuka aliran air bersih ke warga Kampung Cisuru bila sudah ada solusi terbaik yang didapat dari kedua belah pihak.

“Bukan saya tutup, hanya sementara supaya ada solusi terbaik buat saya dan masyarakat,” ucapnya.

Sebelumnya, warga Kampung Cisuru, Kelurahan Suralaya. Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, terpaksa harus mengambil air bersih sejauh 2 kilometer usai saluran air bersih yang biasa digunakan putus oleh pemilik pompa air yang merupakan caleg DPRD Kota Cilegon dari PKS, Sumedi Madasik.

“Tahun 2018 kami minta bantuan ke Pak Sumedi agar sumur pompanya dialiri ke kampung kami. Dan Pak Sumedi setuju dengan kesepakatan warga membayar Rp 5.000 per kubikasi, dan warga pun setuju. Namun tahun ini Pak Sumedi nyaleg dari PKS, dan di TPS kami itu suaranya tidak sesuai harapan, makanya aliran air dari pompa miliknya diputus,” kata salah seorang warga Kampung Cisuru, Misnawati.

Baca Juga:  Komnas Ikut dalam Jumpa Pers Kasus Tewasnya Bripda J di Rumah Kadiv Propam Namun Pastikan Independen

(Sumber: kumparan.com)

Komentar
Loading...