Aparat Trending, Netizen Kutuk Polisi Zalim Bertindak Arogan
Polisi bukan lgi alat negara.tpi alat penguasa

Tagar Aparat trending di media sosial X (Twitter) pada Rabu (20/3/2024), menyusul netizen mengutuk polisi yang bertindak zalim pada aksi unjuk rasa massa di depan Gedung DPR/DPD/MPR di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024).
“Polusi sudah gak bisa bedakan mana yg baik setidak baik buat Indonesia. Sgt disayangkan nana polisi sdh jelek. Polisi minggir biar dikawal TNI saja. TNI MAJU.. . RAKYAT DI ANIAYA POLISI….MAJU TNI,” tulis pemilik akun Twitter @RudiWah93009623, menanggapi tagar Aparat yang trending hingga tercatat 23.500 ciutan yang mereka sampaikan.
BREAKING NEWS
INNALILLAHI RAKYAT TERLUKA AKIBAT DIPUKULIN POLISI DAN SEDANG DIBAWA OLEH AMBULANCE MENUJU RUMAH SAKIT TERDEKAT.
POLISI MEMAKSA NAIK KEATAS MOBIL ORASI,YANG MEMPROVOKASI ADALAH APARAT BUKAN RAKYAT😡 pic.twitter.com/OfzoHl5MNR
— Akunketigabelas Bjodoh (@ABjodohComeback) March 19, 2024
Lalu pemilik akun Twitter @AjoSiam menulis, “Polisi bukan lgi alat negara.tpi alat penguasa.kalau polisi alat negara.polisi pasti mengayomi dn melindungi hak hak konsitusi rakyatnya.”
@MgmPtmgm menulis, “Kalau dipukuli rakyat harus lawan aparat, jangan biarkan badan kalian dianiaya !, jika mereka tega, kita juga bisa!”
@PronadaP49139 menulis, “Polisi bertindak arogan. Emangnya elu digaji siapa Jokowi. Yang gaji elu itu rakyat. Ingat, para pendemo itu justru ingin memperbaiki negara yang kacau! Moga polisi itu kena azab. Aamiin.”
@AnggaYou894 menulis, “Masa iya kita harus benci polisi
@DivHumas_Polri? Atau kah harus ada yg tewas lagi ditangan polisi ? Polisi dari rakyat untuk mangayomi dan melindungi rakyat kan pak?”
@Tuti_embeeeeer menulis, “Mengambil alih mobil komando/orasi adalah PELANGGARAN 𝗛𝗔𝗠 terhadap kebebasan berbicara. Polisi Pelanggaran HAM.”
@s4h4b4tl4m4 menulis, “Aparat gak boleh jahat. Karena rakyat sedang membela hak angket.”
@Treymahdy menulis, “Aparat kok tidak sayang sama rakyat yg tidak melawan?? Kenapa???”
@VIDIGARIBALDI1 menulis, “Semua yg nempel dari kepala sampe kaki itu duit rakyat, bisa2nya memperlakukan rakyat yg menyuarakan aspirasi dengan kekerasan.”
Aksi saling dorong massa dan polisi terjadi di depan Gedung DPR
Aksi saling dorong sempat terjadi antara polisi dan massa yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/DPD/MPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (19/3/2024) malam sekitar pukul 20.47 WIB.
Aksi saling dorong tersebut bermula ketika polisi meminta massa segera meninggalkan lokasi demo. Massa aksi masih bersih kukuh bertahan di lokasi, lantaran menurut mereka masih ada dua atau tiga orang massa aksi yang ditahan polisi.
“Tahan, kawan-kawan tahan, satu komando. Kita sekarang sedang berjuang bagaimana kawan-kawan kita yang ditarik (polisi) bisa kembali,” kata seorang orator dari atas mobil komando di tengah terjadinya aksi saling dorong antara polisi dan masa.
Saat itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro meminta massa aksi segera mundur dan meninggalkan lokasi, lantaran Jalan Gatot Subroto sudah mau digunakan oleh masyarakat umum.
“Kita menyampaikan aspirasi, bukan memaksakan aspirasi. Kita sudah kasih waktu dan sekarang sudah selesai, jalanan ini sudah mau dipakai oleh masyarakat lain,” kata Susatyo dari atas mobil komando polisi.
Atas permintaan orator massa aksi, Susatyo sempat mengajaknya untuk bernegosiasi, namun ajakan tersebut tidak diindahkan oleh orator tersebut.
Adu mulut antara kedua belah pihak pun tidak dapat dielakkan. Susatyo pun menginstruksikan pasukannya terus maju untuk memukul mundur massa.
Akhirnya, pada pukul 20.50 WIB, mobil komando utama massa aksi mulai mundur diikuti oleh massa.
Polisi terus mengarahkan massa untuk meninggalkan lokasi hingga ke jalan layang (flyover) Gerbang Pemuda. Sejumlah upaya dilakukan oleh polisi untuk memaksa massa mundur.
Bersama petugas Kepolisian lainnya,Wakapolda Metro Jaya Brigjen Polisi Suyudi Ario Seto juga ikut mendorong mundur massa dari lokasi aksi tersebut.
“Matikan itu mic (microfon), matikan itu mic,” kata Suyudi sambil menunjuk ke arah orator massa aksi yang terus berorasi meski telah dipukul mundur.
Pada pukul 21.30 WIB, lokasi aksi pun sudah kosong dari kerumunan massa.
Sebelumnya, penolakan kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 digaungkan dalam aksi tersebut.
(Sumber: antaranews.com)