Jumlah Pemudik Diprediksi Naik 56 Persen, Ini Persiapannya
Kapolri menyebut pihaknya menyiapkan 5.784 pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu untuk mengamankan arus mudik dan arus balik Lebaran 2024.
Jumlah pemudik tahun 2024 diprediksi mengalami kenaikan sekitar 56 persen dibanding tahun sebelumnya.
Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Prabowo setelah rapat koordinasi lintas sektoral mengenai kesiapan pelaksanaan Operasi Ketupat 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
“Sebagaimana tadi disampaikan Bapak Menko PMK, bahwa mudik tahun 2024 ini terjadi peningkatan kurang lebih 56 persen kalau tidak salah tadi, dibandingkan dengan mudik 2023,” kata Kapolri usai acara, Senin (25/3/2024).
Kapolri menyebut bahwa Polri telah menyiapkan sejumlah strategi pengamanan, termasuk rekayasa lalu lintas dan pemetaan jalur mudik yang rawan kecelakaan, untuk menghadapi arus mudik tahun ini.
Meskipun terjadi penurunan angka kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan tahun 2022, namun dengan peningkatan jumlah pemudik, Polri berharap dapat mengelola keadaan dengan baik guna menghindari kemacetan dan kecelakaan di tahun 2024 ini.
Kapolri menyebut pihaknya menyiapkan 5.784 pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu untuk mengamankan arus mudik dan arus balik Lebaran 2024.
“Kurang lebih 5.784 pos yang akan disiapkan untuk memberi pelayanan, baik di jalan tol, rest area, arteri, dan jalur wisata,” kata Kapolri lagi seperti dikutip situs Divisi Humas Polri.
Sigit mengatakan dalam Operasi Ketupat tahun ini, 155.165 personel gabungan dikerahkan. Berdasarkan data, diprediksi terjadi peningkatan pemudik sebesar 56 persen dibandingkan tahun 2023.
“Untuk mudik kali ini, kami persiapkan strategi rekayasa lalu lintas, termasuk survei di jalur dari Banten dan Jatim untuk mengetahui titik mana yang harus diperbaiki,” ujarnya.
Sigit menjelaskan, operasi ketupat sendiri akan berlangsung kurang lebih selama 13 hari, dimulai sejak 4 April hingga 16 April 2024.
Namun, Sigit menegaskan, sebelum atau sesudah operasi itu, kepolisian juga menyiapkan Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD).
“Sebagaimana kita ketahui bahwa operasi ketupat 2024 merupakan operasi pelayanan program arus mudik dan balik yang akan dilaksanakan kurang lebih 13 hari mulai dari 4 April sampai dengan tanggal 16 April, yang sebelumnya juga didahului dengan KRYD dan nanti pasca operasi ketupat biasanya kita juga melaksanakan hal yang sama,” kata Sigit.
Kesiapan strategi dan pengecekan jalur sejak dini itu, kata Sigit sangat diperlukan untuk menekan angka fatalitas kecelakaan lalu lintas saat momentum arus mudik dan balik Lebaran 2024.
“Ini menjadi penting karena memang secara statistik terjadi penurunan terkait laka lantas dibandingkan 2022. Namun demikian karena mudik meningkat kita harapkan laka lantas dan kemacetan lalin di mudik 2024 ini betul-betul bisa kita kelola dengan baik,” ucap Sigit.
Disisi lain, Sigit menuturkan, dalam rapat koordinasi lintas sektoral ini, juga membahas soal pengendalian penyeberangan dan penundaan perjalanan mudik di pelabuhan.
Menurut Sigit, arus mudik yang melalui jalur penyeberangan laut biasanya mengalami kepadatan. Sebab itu, dalam rapat dibahas soal Delaying System dan Buffer Zone.
“Kita juga evaluasi Buffer Zone khususnya yang akan masuk wilayah penyeberangan ke Merak karena juga ini biasanya potensi terjadi kepadatan. Sehingga masyarakat mau tidak mau harus menunggu beberapa jam untuk masuk Merak. Tentunya Buffer Zone juga menjadi evaluasi kami. Baik mengarah Merak atau sebaliknya dan juga Ketapang-Gilimanuk dan sebaliknya,” papar Sigit.
Sigit menekankan, semua upaya dan strategi yang disiapkan lintas sektoral bertujuan untuk memastikan ataupun mewujudkan arus mudik dan balik Idul Fitri 2024 berjalan dengan aman dan lancar.