Pengacara Trending, Netizen Soroti Paslon 02 Didukung Pengacara Bermasalah
Para Pengacara 02 itu Memang Kondang tapi utk perkara MK tidak mudah
Tagar Pengacara trending di media sosial X (Twitter) pada Jumat (29/3/2024), menyusul netizen soroti tim hukumm sengketa Pilpres 2024 paslon 02 yang didukung pengacara bermasalah seperti OC Kaligis padahal dia bekas narapidana.
“Buset, ada pengacara yang pernah divonis 5,5 tahun karena menyuap HAKIM Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) nih. Muhehehe, Hakim aja disuap lho…..” tulis pemilik akun Twitter @KangManto123, menanggapi tagar Pengacara yang trending hingga tercatat 6.659 ciutan yang disampaikan netizen.
Lalu pemilik akun Twitter @kezia_stal menulis, “Gila si OC Kaligis bisa balik lagi jadi pengacara pdhal dia bekas napi. Di LN model spt dia udah dicabut itu ijin pengacaranya. Ya gmn hidup di Indonesia ladang koruptor, hukum & keadilan udh diinjak2 gak ada gunanya.”
@TSolihien menulis, “Para Pengacara 02 itu Memang Kondang tapi utk perkara MK tidak mudah… Tidak jaminan Pengacara Kondang menang di MK..”
@kcimberley menulis, “kasus yusril 2019 apa 2010 si ya kalau ga salah ya??? sama si hotman yg julukannya pengacara selebritis (apakah ada idealis di dirinya?) tapi kalau di cecer filsafat hukum juga planga plongo padahal mau core di hukum apapun basic nya filsafat.”
@uglyduckl1n9 menulis, “Yusril = tersangka kasus korupsi pungutan biaya akses Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum)
Otto = bela jessica wongso pelaku pembunuhan
Hotman = bela teddy minahasa kasus narkoba
Hinca = Terima aliran dana TPPU”
@Ryan_Al_Faqir menulis, “Maju tak gentar membela yg bayar”
@RagilSaput35364 menulis, “Kalupun tetap dilantik RAKYAT sudah tahu semuanya , maka mereka hanya pantas disebut BADUT ketimbang KEPALA NEGARA kerjanya hanya bisa joged dan rakyat akan mentertawakanya 😀😁😃”
TEAM PENGACARA AMIN UNGKAPKAN FAKTA2 KECURANGAN PEMILU YANG DIKETEMUKAN. BIKIN TEAM PENGACARA 02 KALANG KABUT. pic.twitter.com/k4GDhNSlGD
— @Mbok_Srintil (@Andria75777) March 28, 2024
Permohonan Timnas AMIN dinilai kebanyakan narasi dan asumsi
Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Yusril Ihza Mahendra mengatakan, isi permohonan yang disampaikan tim hukum Timnas AMIN dalam sidang pemeriksaan pendahuluan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) mengandung banyak narasi dan asumsi.
“Kami menyimak penyampaian permohonan yang berapi-api. Intinya kami menilai bahwa permohonan ini banyak narasi, asumsi, hipotesa, daripada menyampaikan bukti,” kata Yusril usai persidangan di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (27/3/2024).
Ia mengatakan, berdasarkan pendapat salah satu pengacara di dalam Tim Pembela, yaitu OC Kaligis, narasi dan asumsi bukanlah bukti dan merupakan hal yang harus dibuktikan serta patut diduga.
“Yang disampaikan tadi sesuatu yang memang harus dibuktikan, begitu juga patut diduga. Lebih banyak opini dan narasi yang dibangun daripada fakta-fakta dan bukti-bukti,” ujarnya.
Terkait tanggapan, ia dan timnya akan memberikan jawaban terhadap permohonan Anies-Muhaimin pada besok, Kamis (28/3/2024).
“Kami sudah mempersiapkan jawaban, mematangkan, dan besok sebelum sidang jam kami akan menyerahkan tanggapan tertulis kepada Mahkamah Konstitusi,” kata dia.
Diketahui, Tim Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN), dalam persidangan pada Rabu pagi menduga terdapat kecurangan yang dilakukan oleh paslon terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pengacara yang juga merupakan Anggota Tim Hukum Timnas AMIN, Bambang Widjojanto mengungkapkan dugaan kecurangan itu antara lain adanya dukungan lembaga kepresidenan, pelumpuhan independensi institusi penyelenggara pemilu, manipulasi aturan persyaratan pencalonan, pengerahan aparatur negara, dan penggelontoran bansos.
Bambang mengatakan, berdasarkan beberapa riset, terlihat bahwa intervensi bansos dan penggunaan aparat negara mempengaruhi peningkatan suara Prabowo pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 dibandingkan dengan Pemilu 2019 dan 2014.
Salah satu contoh peningkatan suara yang signifikan tersebut, kata dia, terjadi di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, yang mencatatkan suara Prabowo-Gibran mencapai 75,39 persen pada Pemilu 2024.
Sementara itu, lanjut Bambang, Prabowo hanya mendapatkan 9,01 persen suara pada Pemilu 2019 saat berpasangan dengan Sandiaga Uno dan 21,91 persen pada 2013 saat berpasangan dengan Hatta Rajasa.
“Artinya terjadi kenaikan 66,38 persen dan kami meyakini angka itu terjadi bukan karena kehebatan pemilih di dalam memilih calon terbaiknya, tetapi ada intervensi yang luar biasa,” ucap dia.
Diketahui, hari ini, Rabu, digelar sidang pemeriksaan pendahuluan PHPU Pilpres 2024 yang terbagi dalam dua sesi.
Perkara satu, yaitu permohonan yang diajukan oleh paslon nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan nomor register 1/PHPU.PRES-XXII/2024, akan digelar pada pukul 08.00 WIB-selesai.
Sedangkan perkara dua, yaitu permohonan yang diajukan oleh paslon nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud Md dengan nomor register 2/PHPU.PRES-XXII/2024, akan digelar pada pukul 13.00 WIB-selesai.
(Sumber: antaranews.com)