Profil Chaowalit Thongduang, Buronan Paling Dicari Pemerintah Thailand
Chaowalit Thongduang kini ditawarkan kepada pemerintah Thailand untuk ditukar dengan DPO no 1 Indonesia Fredy Pratama yang bersembunyi di hutan Thailand.
Nama Chaowalit Thongduang kini sedang menjadi sorotan.
Buronan kelas satu pemerintah Thailand berahasil ditangkap tim gabungan Polri di Badung, Provinsi Bali.
Chaowalit Thongduang kini ditawarkan kepada pemerintah Thailand untuk ditukar dengan DPO no 1 Indonesia Fredy Pratama yang bersembunyi di hutan Thailand.
Dirnarkoba Bareskrim Brigjen Pol Mukhti Juharsa mengungkapkan bahwa Polri akan mengajukan barter Chaowalit dengan Fredy Pratama.
Siapa Chaowalit Thongduang?
Chaowalit Thongduang memiliki nama lain “Sia Paeng Nanod”.
Menurut Bangkok Post, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup secara in absensia karena percobaan pembunuhan.
Hukuman tersebut bermula dari penembakan di sebuah restoran di tambon Prang Moo di distrik Muang, Phatthalung, pada 9 September 2019.
Dia didakwa berkolusi dengan empat orang lain untuk mencoba membunuh seorang asisten pengadilan di restoran tersebut. Kelimanya dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan.
Pengadilan juga memvonis mereka karena membawa senjata api di depan umum, melawan pihak berwenang, menyerang pejabat negara dan membantu orang lain lolos dari hukuman hukum.
Sub-Letnan Chatchawal Bamroongwong, pengacara Chaowalit, mengatakan dia tidak yakin apakah kliennya akan mengajukan banding.
Jika dia memutuskan untuk melakukan hal tersebut, dia harus mengajukan banding ke pengadilan secara langsung.
Dia mengatakan dia akan terus menjadi pengacara Chaowalit, namun menambahkan dia belum bertemu atau mendengar kabar dari Chaowalit selama beberapa waktu.
Ia kemudian melarikan diri dari Rumah Sakit Maharaj Nakhon Si Thammarat pada 22 Oktober saat dibawa untuk perawatan gigi.
Dia melarikan diri ke pegunungan Banthad, yang membentang melintasi provinsi Phatthalung, Trang, dan Satun.
Meski diburu besar-besaran, dia berhasil menghindari penangkapan.
Dia juga merilis klip video di mana dia mengaku diperlakukan tidak adil dan mengeluh bahwa dia adalah satu-satunya orang yang dijatuhi hukuman meskipun banyak tersangka lain yang terlibat.
Dia juga mengklaim permohonan jaminannya tidak ditangani secara adil.
Sebuah laporan menyebutkan Chaowalit mungkin telah melarikan diri, mungkin ke Indonesia.
Laporan tersebut mengatakan dia meninggalkan Thailand melalui distrik La Ngu di Satun dengan speedboat.
Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada dalam konferensi pers, Minggu (2/6/2024) mengatakan Chaowalit, yang juga dikenal dengan nama samaran Sulaiman melakukan berbagai kejahatan serius.
“Tim gabungan mengamankan beberapa barang bukti, berupa empat buah handphone, identitas palsu berupa Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, dan akta kelahiran atas nama Sulaiman, sebagai penduduk dari Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh,” ujar Widada dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Minggu (2/6/2024).
Kadiv Hubinter Polri, Irjen Pol Krishna Murti menjelaskan penangkapan Chaowalit di Badung, Bali, berjalan tanpa perlawanan.
Khrisna mengakui buron tersebut memang cukup mengerikan, terlebih, saat melarikan diri dia menembaki sejumlah aparat.
“Melarikan diri dengan menembak anggota kehakiman dan ini menjadi tekanan bagi aparatur penegak hukum di sana,” jelasnya.
“Gengster nomor satu melarikan diri dari tahanan selama tujuh bulan ke Indonesia,” ujar Kadiv Hubinter.
Disebutkan Kadiv Hubinter, buron tersebut memang cukup mengerikan.
Terlebih, saat melarikan diri dia menembaki sejumlah aparat.
“Melarikan diri dengan menembak anggota kehakiman dan ini menjadi tekanan bagi aparatur penegak hukum di sana,” jelas Kadiv Hubinte