Angka Covid-19 Turun, PPKM Tetap Diperpanjang Hingga 20 September
Jokowi: Varian delta selalu mengintip kita. Begitu lengah, bisa naik lagi
Presiden Jokowi minta jajaran kabinet dan masyarakat Indonesia tidak euforia dengan penurunan angka covid-19.
Pemerintah tetap memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 20 September mendatang.
Persisnya memperpanjang PPKM Level 4 di 23 kabupaten dan kota luar Pulau Jawa-Bali tanggal 7–20 September 2021.
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sejumlah hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam Rapat Terbatas mengenail Evaluasi PPKM bersama jajarannya melalui konferensi video, dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (06/09/2021).
Pertama, Presiden meminta kepada jajarannya untuk membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat terkait pandemi COVID-19 untuk menghindari adanya euforia yang berlebihan.
Ia menekankan bahwa virus ini bisa dikendalikan, namun tidak mungkin hilang sepenuhnya.
“Masyarakat harus sadar bahwa COVID-19 selalu mengintip. Varian delta selalu mengintip kita. Begitu lengah, bisa naik lagi,” ucap Presiden.
Selain itu, Kepala Negara juga melihat bahwa kasus harian COVID-19 selama tiga hari kemarin mengalami penurunan.
Tak hanya kasus harian, angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) secara nasional juga turun ke angka 20 persen.
Meski demikian, Presiden meminta jajarannya untuk tetap melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait perkembangan kasus COVID-19 di daerah.
Hal tersebut penting dilakukan agar kasus COVID-19 dapat segera ditangani dan penyebaran kasus dapat terus ditekan.
“Ini kalau kita terus lakukan pekerjaan-pekerjaan kita secara konsisten, saya yakin insyaallah di akhir September kita sudah akan berada di angka di bawah 100 ribu (kasus),” lanjutnya.
Sedangkan terkait dengan varian baru, varian Mu, Presiden mengimbau para menteri terkait, khususnya Menteri Perhubungan untuk memperhatikan secara detail dan terus waspada terhadap varian tersebut.
“Jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan,” tandasnya.
Pencapaian Indonesia sempat membuat politisi sekaligus Pimpinan Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Kit Siang bahkan heran.
Dengan perkembangan positif di Indonesia, Lim Kit meminta Menkes Malaysia yang baru, Khairy Jamaluddin, melakukan hal yang sama.
Ia menilai, vaksinasi bukan jalan satu-satunya menyelesaikan pandemi di Malaysia.
Lim menegaskan bahwa membandingkan data Corona Indonesia dengan Malaysia bukan untuk mencari kesalahan dalam penanganan pandemi.
Ia berharap hal itu bisa memperbaiki Malaysia dalam bergelut dengan kasus corona.
Lim menilai Malaysia menjadi salah satu negara dengan kinerja terburuk dalam merespons corona.
Berdasarkan data dari Our World in Data, dalam satu juta warga Malaysia, sebanyak 572,43 orang yang terkena corona. Sementara itu, di Indonesia perbandingannya adalah 37,4 kasus dari satu juta populasi.
Dari data yang sama, angka kematian harian di Malaysia mencapai 8,48 per satu juta orang. Sementara itu, kasus kematian di Indonesia 2,36.
Menurut Lim, Indonesia berhasil mengurangi tingkat infeksi corona lebih cepat dibandingkan Malaysia.
Padahal Indonesia memiliki jumlah populasi yang lebih besar dibandingkan dengan negaranya.
Angka Covid-19 Tiga Hari Terakhir
Angka positif covid-19 terus mengalami penurunan dalam tiga hari ini.
Jika tanggal 4 September 2021 masih bertambah 6.727 kasus, 5 September 5.403 kasus, dan 6 September hari ini hanya 4.413 kasus.
Hanya saja angka kematian karena covid-19 yang sempat di bawah 500 orang, persisnya 392 orang pada Senin 5 September, hari ini melonjak lagi menjadi 612 orang.
Sementara itu angka pasien sembuh kembali bertambah dari 10.191 orang menjadi 13.049 orang.
Total jumlah kematian menjadi 136.473 orang, total pasien sembuh 3.850.689 orang, sementara total kasus positif 4.133.433 kasus.
Angka positif covid-19 terus mengalami penurunan dalam tiga hari ini.
Jika tanggal 4 September 2021 masih bertambah 6.727 kasus, 5 September 5.403 kasus, dan 6 September hari ini hanya 4.413 kasus.
Hanya saja angka kematian karena covid-19 yang sempat di bawah 500 orang, persisnya 392 orang pada Senin 5 September, hari ini melonjak lagi menjadi 612 orang.
Sementara itu angka pasien sembuh kembali bertambah dari 10.191 orang menjadi 13.049 orang.
Total jumlah kematian menjadi 136.473 orang, total pasien sembuh 3.850.689 orang, sementara total kasus positif 4.133.433 kasus.
Jumlah Level 4 Menurun
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, jumlah wilayah asesmen level 4 ini menurun dibanding 2 minggu lalu.
Sebelumnya, PPKM level 4 diterapkan di 34 kabupaten/kota. Baca juga: PPKM Jawa-Bali Berlanjut, Luhut: Bali Masih di Level 4
“(Untuk wilayah) Luar Jawa Bali ini dilakukan perpanjangan PPKM pada kabupaten/kota. PPKM Level 4 diterapkan di 23 kabupaten/kota yang sebelumnya di 34 kabupaten/kota,” kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (6/9/2021).
Di wilayah PPKM Level 4 luar Jawa-Bali, tempat kerja harus menerapkan bekerja dari kantor (work from office) 25 persen dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Bila terjadi klaster baru, maka tempat kerja ditutup 5 hari.
Sementara kapasitas tempat ibadah hanya 25 persen atau 30 orang, restoran dan kafe yang menerapkan makan di tempat dibatasi sampai 25 persen atau 2 orang per meja dengan jam operasional hingga pukul 20.00.
Operasional mall dibatasi hingga pukul 20.00 waktu setempat dan kapasitas maksimum 50 persen dengan prokes diatur dalam Pemda.
Adapun, kapasitas tempat wisata dan fasilitas umum hanya 25 persen dengan prokes ketat, serta kegiatan seni budaya dan olahraga mencapai 25 persen.
Kemudian, resepsi pernikahan hanya boleh dihadiri 30 orang dengan pembatasan kegiatan hajatan.
Sedangkan industri ekspor boleh beroperasi 100 persen, bila terjadi klaster baru maka ditutup 5 hari.
“Sementara untuk PPKM level 3 diterapkan di 314 kabupaten/kota, di mana ini naik dari 303 kabupaten/kota. PPKM level 2 diterapkan pada 49 kabupaten/kota, sama dengan sebelumnya,” tutur dia.
Berikut rincian 23 kabupaten/kota yang harus menerapkan PPKM level 4 hingga 20 September 2021:
1. Banda Aceh
2. Aceh Tamiang, Provinsi Aceh
3. Aceh Besar, Provinsi Aceh
4. Kota Jambi, Jambi
5. Banjarbaru, Kalimantan Selatan
6. Banjarmasin, Kalimantan Selatan
7. Kota Baru, Kalimantan Selata
8. Palangkaraya, Kalimantan Tengah
9. Balikpapan, Kalimantan Timur
10. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
11. Mahakam Hulu, Kalimantan Timur
12. Tarakan, Kalimantan Utara
13. Bangka, Bangka Belitung
14. Makassar, Sulawesi Selatan
15. Palu, Sulawesi Tengah
16. Poso, Sulawesi Tengah
17. Padang, Sumatera Barat
18. Medan, Sumatera Utara
19. Sibolga, Sumatera Utara
20. Mandailing Natal, Utara
21. Kupang, NTT
22. Bolaang Mongondow
23. Manokwari, Papua Barat.