Business is booming.

Erdogan dan Vladimir Putin Bahas Isu Kawasan

Pertemuan Erdogan dan Putih Berlangsung di Sochi, Rabu 29 September 2021

PREDISEN Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dijadwalkan bertemu di Sochi, Rusia, pada Rabu (29/9).

Mereka bakal membahas sejumlah isu, termasuk situasi di Suriah, Libya, dan Afghanistan.

“Pada 29 September akan ada pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan,” demikian pernyataan layanan pers Kremlin, dikutip Republika.Co.Id dari laman kantor berita Rusia, TASS, Selasa (28/9).

Kremlin mengungkapkan, kedua pemimpin bakal melihat berbagai aspek kemitraan Rusia-Turki di bidang politik, perdagangan, dan ekonomi.

“Akan ada pertukaran pendapat rinci tentang isu-isu penting dunia, termasuk situasi di Suriah, Libya, Afghanistan dan Transcaucasia,” katanya.

Pekan lalu, Erdogan mengatakan negaranya akan melanjutkan pembelian sistem rudal S-400 Rusia.

Hal itu dia sampaikan meskipun ada penentangan dari Amerika Serikat (AS).

“Tidak ada yang bisa ikut campur dalam hal sistem pertahanan seperti apa yang kami peroleh, dari negara mana, pada tingkat apa. Kami satu-satunya yang membuat keputusan seperti itu,” kata Erdogan saat diwawancara CBS News perihal pembelian kedua sistem rudal S-400, disiarkan pada Sabtu (25/9).

Wawancara itu dilakukan saat Erdogan menghadiri sidang Majelis Umum PBB. Turki dan Rusia sudah bernegosiasi mengenai transfer teknologi dan produksi lokal sistem rudal S-400 menjelang pembelian kedua. Turki telah memperoleh rudal pertama pada 2019.

Baca Juga:  Profil Brigadir Taruna Theodore Gomgom, Peraih Adhi Makayasa Akpol 2024

Pada Desember tahun 2020, AS menjatuhkan sanksi kepada Turki karena membeli sistem rudal S-400.

Sanksi Washington membidik Presidensi Industri Pertahanan Turki (SSB).

Wujud dari sanksi antara lain pelarangan semua lisensi ekspor AS dan otorisasi untuk SSB. AS pun membekukan aset dan menerapkan pembatasan visa terhadap Ismail Demir selaku presiden SSB.

Terdapat tiga pejabat SSB lainnya yang turut menjadi target sanksi Washington.
Sistem rudal S-400 disebut lebih unggul dibandingkan US Patriot.

Para ahli percaya, S-400 dapat mendeteksi dan menembak jatuh target termasuk rudal balistik, jet musuh serta pesawat nirawak hingga jarak 600 kilometer, pada ketinggian antara 10 meter dan 27 kilometer.

S-400 dapat melesat dengan kecepatan maksimum 17 ribu kilometer per jam, sedangkan US Patriot hanya 5.000 kilometer per jam.

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...