Risma Siapkan Lumbung Sosial Antisipasi Banjir di Sejumlah Wilayah
Risma mengunjungi pengungsian korban Banjir di GOR KONI Palangkaraya
Cuaca ekstrem dan potensi bencana, terutama bencana banjir, diprediksi akan muncul dalam beberapa pekan mendatang.
Menteri Sosial Tri Rismaharini pun berinisiatif membuat lumbung sosial untuk mengantisipasi bencana itu.
Ide tersebut berdasarkan prediksi BMKG yang akan terjadi cuaca ekstrem berpotensi bencana hingga Februari 2022.
Risma bahkan kini memberi tenggat waktu maksimal sepekan bagi pemerintah di empat pemerintah daerah di Kalimantan Tengah, untuk menyiapkan dan mengusulkan lokasi lumbung sosial.
“Ya, secepatnya. Tergantung daerahnya. Tapi maksimal sepekan sudah harus sampai ke saya,” kata Risma, usai memimpin rapat penanganan bencana banjir bersama sejumlah pemerintah daerah Kalteng di Palangka Raya, Kamis.
Lokasi yang diminta tersebut, harus berada di daerah bebas genangan air. Kemudian juga berada di sekitar kawasan rawan bencana banjir. Hal itu, untuk mempermudah dan mempercepat masyarakat dalam mengakses layanan saat terjadi bencana.
Turut mengikuti rapat dengan Mensos, secara langsung, yakni Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kota Palangkaraya. Kemudian juga Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Pemkab Katingan dan Pemkab Pulang Pisau secara daring.
Menteri Risma menerangkan lumbung sosial tersebut tidak hanya berupa lumbung pangan saja.
Tetapi juga terkait stok atau persediaan kebutuhan lain. Misalnya, perahu, penjernih air, tenda, genset dan sebagainya terkait berbagai kebutuhan pokok masyarakat jika terjadi banjir.
“Nantinya pemda akan melakukan pemetaan di setiap kluster perumahan yang rutin terdampak banjir. Ini juga tidak terkait dengan administrasi, tapi lebih ke wilayah terdampak,” katanya.
Dalam rapat terbatas yang digelar tertutup itu, turut hadir langsung Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo dan Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin.
Usai agenda itu, Wagub Kalteng mengatakan, pemetaan wilayah terdampak banjir telah siap.
Kondisi ini mengacu pada data penanganan banjir yang telah dilaksanakan.
“Di kabupaten kota sudah ada data wilayah rawan. Kita juga sudah koordinasi dengan empat pemda tersebut. Satu pekan selesai. Data segera kita kirim ke Mensos, berikut lampirannya. Supaya barang bisa segera di kirim,” kata Edy.
Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, menambahkan, lokasi yang direncanakan menjadi lokasi lumbung sosial di wilayahnya tersebar di lima kecamatan yang ada.
“Saat ini langsung, bersama TNI, Polri dan Forkopimda, kita akan menentukan lagi titik koordinat lokasi. Ibu Menteri minta lokasi yang diusulkan sampai titik koordinat,” kata Fairid.
Sementara itu, kedatangan Menteri Sosial ke Palangka Raya itu dalam rangka penanganan banjir.
Selain itu juga memantau kondisi pengungsian serta masyarakat korban banjir.
Selama dua hari di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah, Mantan Wali Kota Surabaya itu juga mengunjungi pengungsian di GOR KONI dan permukiman warga di Flamboyan Bawah.
Dia juga berinteraksi dengan para korban bencana banjir, bercanda serta memberikan hadiah dan bantuan untuk korban banjir.
Prediksi BMKG
Seperti diketahui Risma mengunjungi warga Palangkaraya yang menjadi korban banjir.
Risma mengimbau para kepala daerah agar tidak lengah dalam menghadapi puncak musim hujan, yakni hingga Februari 2022.
Mensos telah merencanakan untuk bertemu dengan seluruh kepala daerah; mulai dari camat hingga gubernur, untuk membahas rencana pembuatan lumbung sosial.
Nantinya, lumbung sosial akan dibangun di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.
Lumbung akan berfungsi memenuhi kebutuhan warga saat terjadi bencana.
Tak lupa juga, Risma mengingatkan prediksi BMKG yang menyebutkan bulan Januari hingga Februari mendatang akan menjadi puncak musim hujan.
Karenanya, daerah harus bersiap jika terjadi banjir susulan dan beruntun.
Masuk ke regional lainnya yang juga perlu diwaspadai, salah satunya Jawa Timur.
Sebelumnya, BMKG Kelas Satu Juanda mengeluarkan peringatan waspada cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur.
Diprediksi, cuaca ekstrem akan terjadi hingga tujuh hari ke depan.
Cuaca ekstrem dapat terjadi karena saat ini, sebagian besar wilayah Jawa Timur telah memasuki musim hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Adanya daerah tekanan rendah di wilayah selatan pascabadai siklon tropis paddy ikut memengaruhi adanya pengumpulan massa udara yang berdampak pada terbentuknya awan cumulonimbus.
Meski fenomena angin kencang diprediksi akan berkurang dalam waktu 24 jam, tetapi masyarakat diimbau untuk tetap waspada adanya kondisi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir dan tanah longsor.