Bu Risma Trending Usai Paksa Anak Tunarungu Bicara, Netizen Kaget
Bu ibu sudah terlalu blunder ini. Tolong diam diri sejenak dan merenung deh bu
Bu Risma trending. Kali ini nyaris tak ada pembelaan untuk mantan Walikota Surabaya tersebut.
Gara-garanya karena ia memaksa penyandang disabilitas tuna rungu untuk bicara.
Sebenarnya secara keseluruhan maksud Bu Risma baik.
Ia ingin agar setiap penyandang tuna wicara memaksimalkan pemberian Tuhan berupa mulut untuk bicara.
Risma mengaku hal itu terilhami dari penyandang disabilitas tunarungu yang kini menjadi staf khusus presiden Jokowi yakni Angkie Yudistia.
Sayangnya penjelasan Bu Risma tak datang dari awal.
Yang tampak adalah pemaksaan yang terkesan tak masuk akal sehingga netizen pun mengecamnya.
Adalah akun @allhlr yang membagikan video Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma saat memaksa penyandang disabilitas untuk berbicara.
Padahal selema ini yang bersangkutan melakukannya menggunakan bahasa isyarat.
Yang tidak tahu akan dijelaaskan oleh orang yang tahu bahasa isyarat tersebut.
“Risma sampe motong kesempatan bicara pengkritik itu buat nyelametin mukanya,” tulis @allhlr
Lalu sambil membagikan video di acara yang sama ia berkomentar, Speechless gw.
Berikut tanggapan netizen atas cuitan @allhlr dan trending Bu Risma.
@askha_bayu: baru kali ini gua denger orang bisu di suruh ngomong
@githamys: Mana ada org yg pengen gabisa ngomong sama denger? Mungkin ibu gatau gimana rasa sakit mereka saat memakai abd dan juga ketika dipaksa berbicara saat terapi wicara. Saya kesal dan emosi sekali mendengar pernyataan ibu.
@WidasSatyo: Bu Risma bahkan gak sedikitpun coba memahami penjelasan si Stefan.
@kokokeruh: “Oh maaf saya salah & melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, saya akan belajar lebih baik lagi untuk memahami. Mungkin kesalahan saya ini menjadi cermin untuk jutaan warga indonesia yang masih salah memahami kondisi difabilitas ini” Lain kali jadiin saya juru bicara ibu
@WidasSatyo: This is genuinely embarrassing and much worse than I’ve expected. Bu Risma, you should be ashamed of yourself.
@BJAsmara_:Bu risma tidak memaksimalkan fungsi otak yg diberikan tuhan
@intanthasari: Mundur gue jd guru, dahlah gantiin bu risma aja pfftt
@numpanglihat: Bu ibu sudah terlalu blunder ini. Tolong diam diri sejenak dan merenung deh bu….
@agungzulmi: Gak ada respect respectnya. Ikut grup lawak dark joke aja bu risma
@cucupetani: Tuhan menutupi aibmu, tapi kamu adalah Bu Risma
@AdikMaria: Bu Risma butuh konsultan komunikasi yang juga punya anak non-verbal, mungkin?
@pelantur: bu risma kalau main twitter pasti usernamenya ripcobain_ karena si ibu menggemari DARK JOKES
Dalam video yang beredar, Bu Risma memaksa penyandang disabilitas tunarungu untuk berbicara di depan publik dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional 2021.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 1 Desember 2021 di Gedung Aneka Bhakti Kemensos yang juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kemensos RI.
Awalnya Risma di atas panggung bersama penyandang disabilitas rungu wicara dan autisme bernama Anfield Wibowo.
Anfield yang memang gemar melukis membawa lukisannya yang baru saja dilukis di lokasi.
Anfield lantas memegang mikrofon dan mencoba berbicara.
“Apa? Yang mau disampaikan ke ibu apa?” tanya Risma ke Anfield.
Anfield tampak memegang kertas dan mencoba berbicara.
Seorang juru bicara bahasa isyarat membantu memperjelas apa yang disampaikan Anfield.
“Selamat siang, Ibu dan Bapak, hadirin sekalian di sini. Semoga ibu menteri suka dengan lukisan Anfield. Terima kasih,” kata Anfield melalui juru bicara bahasa isyarat di Kemensos.
Setelahnya Risma mengajak seorang penyandang disabilitas tunarungu wicara lain bernama Aldi ke atas panggung.
Mereka mengobrol, lalu Bu Risma bilang.
“Kamu sekarang, ibu minta bicara, nggak pakai alat. Kamu bisa bicara,” imbuh Risma seperti dimuat Detik.com.
Aldi lantas tampak mencoba berbicara tapi suaranya lirih.
Risma terus meminta Aldi berbicara tanpa menggunakan alat bantu.
Tak berapa lama, ada seorang perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan tunarungu Indonesia (Gerkatin) bernama Stefanus yang naik ke panggung.
Stefanus tampak berbicara menggunakan bahasa isyarat yang diterjemahkan langsung oleh juru bicara bahasa isyarat.
“Ibu. mohon maaf, saya mau berbicara dengan ibu sebelumnya,” ucap Stefanus.
“Bahwasanya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar tapi tidak untuk kemudian dipaksa bicara. Tadi saya sangat kaget ketika ibu memberikan pernyataan. Mohon maaf, Bu, apa saya salah?” imbuhnya.
“Nggak, nggak,” jawab Risma.
“Saya ingin menyampaikan bahwasanya bahasa isyarat itu penting bagi kami, bahasa isyarat itu adalah seperti mata bagi kami, mungkin seperti alat bantu dengar. Kalau alat bantu dengar itu bisa mendengarkan suara, tapi kalau suaranya tidak jelas itu tidak akan bisa terdengar juga,” kata Stefanus.
Risma kemudian memberikan penjelasan. Risma mengaku tidak mengurangi peran dari bahasa isyarat untuk para penyandang disabilitas tunarungu wicara.
“Stefan, ibu tidak… ibu tidak mengurangi bahasa isyarat, tapi kamu tahu Tuhan itu memberikan mulut, memberikan telinga, memberikan mata kepada kita. Yang ingin ibu ajarkan kepada kalian terutama anak-anak yang dia menggunakan alat bantu dengar sebetulnya tidak mesti dia bisa, sebetulnya tidak mesti bisu.
“Jadi karena itu kenapa ibu paksa kalian untuk bicara? Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita, mulut, mata, telinga. Jadi ibu tidak melarang menggunakan bahasa isyarat tapi kalau kamu bisa bicara maka itu akan lebih baik lagi,” kata Risma.
Risma lantas mengaku belajar tentang hal itu dari Angkie Yudistia yang merupakan penyandang disabilitas tunarungu dan saat ini menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Risma menyebut Angkie berlatih berbicara sehingga bisa sejelas sekarang ini.
“Saya belajar ini dari Mbak Angkie. Mbak Angki dulu pada waktu berapa tahun lalu waktu ibu awal jadi wali kota ketemu dengan Mbak Angkie.
“Saat itu Mbak Angkie bicaranya tidak jelas seperti sekarang tapi sekarang karena dilatih terus oleh Mbak Angkie, sekarang bicaranya sangat jelas. Mengerti ya Stefan?” kata Risma.
Kemudian Stefan merespons penjelasan Risma. Stefan mengatakan kemampuan bicara anak tuli itu berbeda-beda.
“Jadi kemampuan bicara anak tuli itu bermacam-macam. Jadi ada yang memang tuli sejak kecil seperti Mbak Angkie. Kemampuan bahasa isyaratnya juga beragam-ragam, ada yang bisa berbahasa isyarat, ada yang tidak bisa berbahasa isyarat.
“Jadi itu yang harus dihargai. Plus bahasa isyarat itu bisa memberikan pemahaman pada orang tuli. Contohnya ada juru bicara bahasa isyarat, orang tuli bisa melihat juru bicara bahasa isyarat dengan jelas ketika situasi acara seperti ini. Itu juga sebuah akses bagi kami,” kata Stefan melalui juru bicara bahasa isyarat.
“Aku sangat setuju itu, tapi saya berharap kita harus mencoba. Setuju? Kita harus mencoba,” kata Risma kemudian.
“Saya hanya ingin menyampaikan saja. Mohon maaf tadi bukan tidak menghormati ibu, bukan tidak setuju dengan ibu tapi saya hanya ingin menyampaikan pendapat saya saja,” ucap Stefan.