Business is booming.

Profil Sutiaji, Wali Kota Malang 2018-2023 dan Kontroversi Malang Halal City

Tidak ada tajuk lain, selain Malang Halal. The Future of Malang bagiannya ada Malang Halal Tourism

Walikota Malang Sutiaji menjadi perbincangan karena usulan menjadikan Kota Malang sebagai Halal City.

Usulan itu memicu penolakan bahkan diduga menjadi penyebab munculnya spanduk Malang Tolerant City Not Halal City

Usulan itu muncul saat pelantikan Majelis Daerah Korps Alumni HMI (MD KAMI) Kota, Minggu, (30/1/22).

Wali Kota Sutiaji, ingin menggandeng KAHMI Kota Malang untuk mewujudkan Malang Halal City.

Keinginan itu memperoleh penolakan, antara lain dari Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid, dalam keterangannya, Senin (7/2/22).

Menurutnya, malang itu seharusny diwujudkan sebagai Kota Toleransi.

Latar belakang masyarakat relijius dan nasionalis menjadi alasannya.

Anggota DPRD Kota Malang, Harvard Kurniawan juga mengkritisi rencana Malang Halal City.

“Ini butuh ketegasan pak Wali untuk menjelaskan ke publik maksud Halal City itu agar tidak menjadi bola liar,” terangnya

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang, M Nur Widianto mencoba menjelaskan wacana yang ada adalah Malang Halal.

Malang Halal termasuk bagian dari The Future of Malang yang telah digagas sejak 2018.

“Tidak ada tajuk lain, selain Malang Halal. The Future of Malang bagiannya ada Malang Halal Tourism,” ucap Nur Widianto kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (17/2/2022).

Pria yang akrab disapa Wiwid ini mengatakan pernah ada diskusi publik terkait program Malang Halal pada 2018.

Saat itu tidak terjadi permasalahan terkait program Malang Halal.

Dia menjelaskan Malang Halal tidak bermaksud untuk berfikir dan bertindak secara diskriminatif, tapi mengayomi dan memberi perlindungan bagi semua warga.

Seperti di bidang kuliner, pelaku usaha bisa mencantumkan bahwa dagangannya merupakan produk halal atau tidak halal.

Baca Juga:  Jadwal Lengkap Penerimaan CPNS 2021, Pendaftaran Mulai Hari Ini

Jasa travel atau perhotelan dapat menyediakan sarana peribadatan atau kitab suci semua agama.

“Justru ini menguatkan toleransi dan kebersamaan sehingga masyarakat terfasilitasi. Jadi, ini dapat merangkul semuanya.”

Profil Sutiaji,Wali Kota Malang

Drs. H. Sutiaji lahir 13 Mei 1964 (66 tahun)

Sosok yang juga akrab disapa Mas Aji adalah Wali Kota Malang yang menjabat periode 2018-2023 dan Wakil Wali Kota Malang periode 2013-2018.

Seperti dikutip wikipedia, Setiaji menjabat sejak 24 September 2018 setelah dilantik Gubernur Jawa Timur, Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Sebelum dan Semasa Menjadi Wakil Wali kota

Santri lulusan Madrasah Aliyah Negeri, Yayasan Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas, Jombang, tempat lahirnya tokoh-tokoh nasional.

Seperti KH Wahab Hasbullah (penggerak NU), KH Wahib Wahab (Menteri Agama RI 1959-1962), dan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Dia melanjutkan kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Setelah lulus kuliah, Sutiaji sempat sowan ke Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas.

Ketika itu Pimpinan Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum, KH. Najib Wahab, berpesan “Jogoen lan ramuten adik-adikmu sing ono ning Malang”.

Sutiaji diminta membimbing alumni Bahrul ‘Ulum yang melanjutkan studi ke Kota Malang.

KH Najib Wahab juga berpesan agar Sutiaji tetap berpegang teguh pada kaidah pesantren, yakni “Melestarikan serta mengkombinasikan tradisi klasik yang baik dan relevan dengan tradisi modern yang lebih baik”.

Pesan KH Najib Wahab inilah yang mendorong Sutiaji bersama kawan-kawannya membentuk Himpunan Mahasiswa Malang Alumni Bahrul ‘Ulum (HIMMABA) pada 13 Desember 1983.

Organisasi itu sebagai jembatan antara alumni dengan masayikh Pesantren Bahrul ‘Ulum,Tambakberas, Jombang.

Pengalaman organisasi Sutiaji juga terbilang cemerlang, selain pendiri HIMMABA, ia juga salah satu penggagas PMII Rayon Condrodimuko UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Baca Juga:  PKB Pasang Kader Internal di Pilgub Jabar, Acep Adang Ruhiyatna dan Gita KDI

Bahkan pernah menjabat sebagai Koordinator BKM Lowokwaru.

Karier organisasi Sutiaji berlanjut di lingkungan Nahdlatul Ulama, diawali sebagai sekretaris MWC NU Lowokwaru, lalu menjadi wakil sekretaris NU Cabang Kota Malang, dan akhirnya menempati posisi wakil ketua NU Cabang Kota Malang (2011-2016).

Untuk karier politik, Sutiaji dipercaya menjadi wakil ketua DPC PKB Kota Malang 2013-2018, dan amanah berlanjut menjadi Ketua Fraksi PKB di DPRD Kota Malang.

Melalui partai ini pula dia mencalonkan diri sebagai wakil wali kota Malang bersama HM Anton, berkoalisi dengan Partai Gerindra., hingga Anton–Sutiaji berhasil menjadi wali kota dan wakil wali kota Malang periode 2013-2018.

Ia menjabat sebagai Wakil Wali Kota Malang sejak 13 September 2013 setelah dilantik Gubernur Jawa Timur, H. Soekarwo dalam sidang paripurna istimewa DPRD Kota Malang.

Beliau ditetapkan bersama Mochamad Anton sebagai pemenang Pemilihan umum Wali Kota Malang 2013 oleh KPU Kota Malang setelah mengalahkan kelima pasangan calon lainnya.

Mereka diusung oleh Partai Gerindra dan PKB.

Di akhir jabatan Wakil Wali kota Malang, menyongsong Pilkada 2018, Sutiaji kembali maju, tapi kali ini bermitra saing dengan Mochamad Anton dan Ya’qud Ananda Gudban, sebagai calon wali kota Malang masa bakti 2018–2023.

Berpasangan dengan Sofyan Edi Jarwoko sebagai calon wakilnya, keduanya mengusung Jargon SAE yang bermakna ‘kebaikan’, dengan program unggulan Tri Prasetya.

Yakni mewujudkan Kota Malang Sae melalui tiga pembenahan utama, yaitu kesejahteraan sosial kesehatan, ekonomi dan infrastruktur.

Menjelang Pilkada Serentak 2018, Sutiaji mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota Malang, Sutiaji resmi menjadi kader Partai Demokrat.

Dengan bergabungnya Wakil Wali Kota Malang itu, maka partai yang kental dengan warna biru itu pun memberi rekomendasinya kepada pria berkacamata tersebut.

Dengan begitu, maka Sutiaji sudah dapat memastikan diri ikut maju dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.

Baca Juga:  Profil Marsma TNI Setiawan Wijayanto, AAU 1996, Staf Khusus Kasau

Karena jika sebelumnya ia mendapat restu dari Partai Golkar, yang memiliki lima kursi di DPRD Kota Malang, kini dengan rekom dari Demokrat, dirinya sudah memenuhi persyaratan utama, karena telah mengantongi 10 kursi dewan.

Secara resmi, rekomendasi tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Nomor 784/DPP.PD/I/2018.

Surat yang diterbitkan di Jakarta, 6 Januari 2018 itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, masing-masing Susilo Bambang Yudhoyono dan Hinca Panjaitan.

Di dalam surat rekomendasi itu juga disebutkan bahwa pendamping yang diusung bersama Sutiaji adalah Sofyan Edi Jarwoko, sama dengan yang direkomendasikan oleh Partai Golkar sebelumnya.

Sutiaji diangkat menjadi Pelaksana Tugas Wali Kota Malang sejak 23 Juni 2018 hingga 13 September 2018 menggantikan posisi Mochamad Anton yang sedang menjalani proses hukum di KPK akibat kasus korupsi massal DPRD Kota Malang.

Pendidikan Formal

MI Ma’arif Mojoasem, Laren, Lamongan

MTS Negeri Babat, Lamongan

MAN Tambakberas Jombang

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Pengalaman Organisasi dan Karier Politik

Ketua HIMMABA tahun 1984

Koordinator BKM Lowokwaru

Sekretaris MWC NU Lowokwaru, Kota Malang

Wakil Sekretaris NU Cabang Kota Malang

Wakil Ketua NU Cabang Kota Malang 2011-2016

Ketua FPKB DPRD Kota Malang

Wakil Ketua DPC PKB Kota Malang

Bendahara Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Malang

Koordinator Forum Komunikasi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kota Malang

Wakil Wali Kota Malang Periode 2013 – 2018

Ketua IKA MANTAB (Ikatan Keluarga Alumni MAN Tambekberas) Periode 2016 – Sekarang

Pelaksana Tugas Wali Kota Malang (2018)

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...