Profil Johnny G Plate, Cucunya Ikut Dibully karena Blokir Sejumlah Situs dan Aplikasi
Johnny menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Nasdem sejak 2017.
Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Johnny Gerard Plate atau Johnny G Plate dibully.
Menteri berusia 65 tahun asal Partai Nasdem itu dibully karena memblokir sejumlah aplikasi dan situs terkait penyelenggara sistem elektronik (PSE).
Beberapa platform yang diblokir antara lain Paypal, Epic Games, Steam, Dota, CS Go dan Origin.
Netizen kesal karena pemblokiran tersebut dianggap sepihak dan tanpa diberi alternatif penyelesaian.
Adapun platform yang diblokir terkait sistem pembayaran dan games online yang saat ini sedang boom di kalangan anak muda.
Maka selain nama Johnny G Plate hastag Blokir Kominfo atau #BlokirKominfo trending.
Menkominfo telah memblokir sejumlah sistem situs atau aplikasi lantaran tak kunjung mendaftar sebagai PSE.
Sebelumnya Kementrian itu melayangkan ultimatum pemblokiran pada para pelaku usaha sistem elektronik domestik maupun asing.
Aturan PSE merujuk pada Permenkominfo Nomor 5 Tahun 2020.
Aturan itu dianggap bermanfaat bagi masyarakat karena pemerintah akan menjadi lebih mudah menindak perusahaan atau platform ilegal, seperti Binomo atau DNA Robot.
Netizen yang kesal langsung memburu akun media sosial Johnny G Plate yakni aku twitter @PlateJohnny dan akun instagram @johnnyplate.
Unggahan terakhir akun instagram @johnnyplate adalah tentang cucu-cucunya.
“Johan… Cucu yang lucu,” kata @johnnyplate dalam unggahan terbarunya 22 Juli 2022.
“Saya yakin pasti cucu anda sekarang membenci anda,” tulis @kocheng******
“Mgkin udah kena bully abis2an disekolahnya. Punya kakek yg kerjanya bikin susah hidup byk orang,” jawab @Jas***
“Mending blokir judi online,togel online,mi chat.” @Iqri****
Profil Johnny G. Plate
Presiden Jokowi menunjuk Johnny G. Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika saat menjabat Presiden periode kedua.
Johnny menggantikan Rudiantara, Menkominfo kabinet Jokowi periode 2014-2019.
Johnny Gerard Plate lahir 10 September 1956 (65 tahun).
Ia merupakan lulusan Universitas Katolik Atma Jaya dan memulai bisnis alat-alat perkebunan pada awal 1980-an.
Sejak 2013, ia bergabung ke Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI), dimana ia kemudian diangkat menjadi Ketua Mahkamah PKDI.
Pada masa berikutnya, dia pindah ke Partai NasDem dimana ia kemudian diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Partai NasDem.
Johnny menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Nasdem sejak 2017.
Johnny berhasil duduk di Senayan periode 2014-2019 dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pria yang akrab disapa Johnny ini lahir di Ruteng Manggarai, Flores pada 10 September 1956.
Sebelum aktif di ranah politik, ia adalah seorang pengusaha.
Ia memulai bisnisnya pada awal 1980-an di bidang alat-alat kebutuhan perkebunan.
Saat itu sedang marak pembukaan perkebunan di Kalimantan dan Papua.
Sukses di alat pertanian, ia bersama koleganya memperluas bisnisnya ke dunia transportasi penerbangan.
Ia sempat menjadi bagian dari bisnis Air Asia.
Riwayat Bisnisnya
Komisaris PT. Indonesia AIr Asia (2005-sekarang),
Komisaris PT. Mandosawu Putratama Sakti (properti) (2006-sekarang),
Komisaris Utama PT. Aryan Indonesia (Kidzania) (2007-sekarang)
Direktur Utama Bima Palma Group (kelapa sawit) (2006-2013),
Direktur Utama PT. Air Asia Investama.
Riwayat Politik
Bergabung dengan Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI).
Ketua Mahkamah PKDI hingga 2013.
Gabung Partai Nasdem.
Lolos ke Senayan dari Partai Nasdem.
Ia duduk di Komisi XI membidangi keuangan, perencanaan pembangunan nasional, perbankan, dan lembaga keuangan bukan bank di DPR RI untuk periode 2014-2019.
Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) XI, anggota Badan Anggaran, dan anggota Badan Musyawarah DPR RI
Ketua Departemen Energi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup DPP Nasdem.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem 2017
Pada tanggal 23 Oktober 2019 dilantik menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika untuk Kabinet Indonesia Maju.