PKS Trending, Netizen Gagal Paham Maksud Kunjungan Dubes AS
Dubes AS untuk Indonesia Sung Yong Kim mendatangi Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Tagar PKS trending di media sosial Twitter pada Sabtu (18/2/2023), menyusul Dubes AS untuk Indonesia Sung Yong Kim mendatangi Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) didampingi penasihat politik kedutaan Kyle Richardson dan Todd Campbell.
Sontak netizen gaduh menanggapi tagar PKS yang trending tersebut hingga ribuan ciutan (Tweets) mereka sampaikan. Berikut beragam ciutan mereka.
Amerika membaca Komunisme mulai menggeliat. Gerak gerik rezim membuat Amerika curiga
Langkah Amerika datangi Partai-Partai berbasis Islam adalah upaya Amerika menyelamatkan Indonesia dari kekejian & ketamakan Komunis
Bagi Amerika : "Lebih baik mencegah daripada mengobati"
.
— Helmi Felis (@HelmiFelis_) February 17, 2023
Seperti pemilik akun Twitter @AndiDarwis71 menulis, “Analisa anda lemah bro, komunisme itu bagi Amerika bkn ancaman lagi. Amerika sekarang bicara perang ekonomi.Dgn siapa ? Yaaa dominasi China di Indonesia. Amerika kunjungi PKS itu signal dukung Anies sbg Presiden yg di harapx kelak bersama Amerika lawan hegemoni China bid ekonomi.”
Lalu akun Twitter @EagleReaper01 menulis, “bro, perang AS dengan cina itu adalah perang ideologi. karena berlangsung sengit, lama dan bertujuan menjadi hegemoni”
@AndiDarwis71 menulis, “Setelah selesainya perang dingin Amerika Soviet dan bubar nya Soviet menjadi Rusia yg diikuti oleh bubar nya negara2 satelit Soviet di Eropa Timur, itu perang ideologi sdh hampir2 tidak ada lagi. Sekarang bergeser ke perang dagang atau perang ekonomi.”
@ToniSugiri menulis, “Iyalah AS geram, freeport sahamnya diperkecil, blm lagi tambang2 minyak banyak diambil alih pemerintah, petral dibubarkan 😜 mangkanya KKB di Papua dapat logistik terus buat bikin kacau, didukung kelompok kamu Lis”
@Cidromulu menulis, “Apa yang di katakan NU pada 2013 berarti memang benar…. Amerika menyiapkan capres boneka 2024 seperti saat menggulingkan rezim soekarno.”
@ToniSugiri menulis, “Negara2 Arab itu diacak2 sama USA , koplak”
@adi_blinx menulis, “Saya tambahin lagi semua kontrak migas dengan perusahaan AS tidak diperpanjang dan diambil alih Pertamina”
@Lidya80352307 menulis, “Mk nya amerika mau modalin capres yg bs dijadikan boneka dan menjual negaranya”
@AchmadZani7 menulis, “Katanya PKS dan @aniesbaswedan itu pro Khilafah, kok sekarang dibilang pro AS. Dagelan apa lagi ini🤣”
@Mbahwo999 menulis, “Seiring dengan bangkitnya komunis xina dengan permainan geopolitik dan geoekonomi maka tidak bisa tidak itu akan memancing orang kiri untuk bergerak dengan xina sebagai benchmark. KGB sudah mule muncul dg Budiman Su sebagai model”
@AswinbaharD menulis, “Amerika itu Genk alias Ketua NATO.. Pembunuh pembunuh saudara muslim mu di Jazirah Arab sana… Dan kau ngusung Amerika, kocak. “Dan jangan lah kalian ambil Sekutu dari mereka Yahudi dan Nasrani yang bersekutu” (NATO=Yahudi dan Nasrani yang bersekutu).. Ternyata kamu ketahuan”
@d_dpurnama menulis, “Bagi Amerika, cukup komporin sedikit saja,maka orang Indonesia bakalan perang saudara. Mirip di arab”
@HRMalik12 menulis, “Jangan sampe kejadian dinegeri ini, bawa saja ketanah leluhur kalian.
@DStoickov menulis, “Klo US sdh bergerak sinyal bhw adu domba lg diterapkan, boss teroris ini akan menyuplai & membiayai para jihadis radikal utk memporak porandakan suatu negara. Ciri2nya sdh mulai terlihat di republik ini…melakukan gerakan melawan pemerintah sah melalui provokasi.”
@inthuliaster menulis, “Amerika tahu partai mana yg gampang jual negara nya sendiri demi kekuasaan .. partai munafik berkedok agama”
@AjaMaulana68 menulis, “Amerika paling suka mndekati partai yg didirikan orang2 munafek berkedok agama krn itu bisa mereka peralat dn di jadikn boneka ya amerika.”
@ZechBoogie menulis, “FeKaeS Gerombolan manusia berjubah berkedok agama tapi berhati busuk”
@watergold_land menulis, “Radikal kali nih partai…haaahaaahaa….”
@OxGatutRiego menulis, “Amerika tau klo kalian itu GOBLOK & gampang diperalat, makanya didekati buat dijadiin anteknya”
@SyarifullahDja1 menulis, “Coba ente tunjuk aja dimana tuh ormasnya, organisasinya, nanti kita sikat ramai ramai, ente dari dulu teriak teriak komunis baru faktanya nggak ada, hanya halu terus menerus sampai kiamat 😂😂😂”
@Rahmaismoa menulis, “Semoga Indonesia dijauhkan dari kepentingan luar negeri manapun. Mau amrik mau cina sama saja.. amrik apalagi demokrat sekarang terkenal akan pembelaannya pada kaum pelangi atas nama kesetaraan..sesuatu yg dulu dilarang oleh republikan yg membela zionis..”
@YusronGyumir2 menulis, “Gak perlu & Whats your Business.?? Say ” Go To The Hell..For US ” Zaman sudah maju & berubah, kita juga Bangsa yg besar-ngapain diatur & dipengaruhi oleh mereka. Liat Ukraina & anggota NATO di Eropa, apa yg terjadi skrg.? Itu ulah Amrik..”
@WadyaIrbar menulis, “Woooii… Liat tuh Afghanistan, Suriah, Iraq juga Libya… Amerika awalnya mengunjungi basis Islam. Paham ga dng strategi melemahkan bangsa? Jng bikin repot anak cucu lo… 😠”
@ngedoels menulis, “Amerika pengaruhnya mulai melemah, merka cari dulungan sana sini agar tetap terlihat gagah. Ko bisa2nya percaya sama bangsa penjajah?”
@wapemla menulis, “Pki isis HTI bentukan barat droen , lo dulu koar koar pitnah jokowi antek barat yahudi kapitalis , tpi sekrg pitnh itu berbalik kediri lo sendri droen trnyata lo yg antek barat yahudi”
@TT010816000 menulis, “Konklusi yg teramat2 naif … Klu kedatangan dubes as ke pks terkait komunisme di RI … Mari kita perluas wawasan shg tidak jadi bahan tertawaan alam semesta …”
@IndahRobert menulis, “tidak ada baiknya bekerjasama dengan amerika..mereka penghancur negara negara islam.. lebih baik menjauhi amerika sebelum jatuh ke lubang yang sama libia, irak, suriah”
@Wiedy49804912 menulis, “Manusia Dungu kemaren bilang antek aseng asing, Amerika itu bangsa pengadu domba lht timur tengah hancur krn adu domba Amerika berkedok HAM menghalalkan segalah cara jika kepentingan nya terusik,bahkan menginvasi sepihak dgn menciptakan pemerintahan Boneka pro Amerika,gito blog”
@Rusman_Sumbayak menulis, “Amerika tidak mendekati Nasdem atau Demokrat krn hanya PKS yg bisa dijadikan ISIS shg perang antar umat spt di Suriah.”
@ahmadyan83 menulis, “@usembassyjkt Apa benar seperti ini? Sejarah Indonesia diprovokasi oleh AS dengan isu Komunisme waktu menganeksasi Timor Timur th 1975. Ribuan prajurit kami terbunuh sia2. Kalian masih ingin menyengsarakan kami? @tni_ad @PKSejahtera”
@hikmatsholeh menulis, “Ngawaduk! Imiriki itu diambang kemiskinan & naluri ngerampoknya kambuh. Energi gurun pasir mulai tipis.
Energi alternatif Indonesia sgt melimpah & mereka mulai dekati kaum religius tapi hedon n bodoh macem kamu utk tipu².”
@mr6906552664 menulis, “Apakah dukungan amerika ke partai Islam di Indonesia, seperti dukungan Amerika ke Yahudi/Israel?”
Dubes Sung Yong Kim ke PKS, Sinyal Dukungan Amerika Serikat untuk Anies di Pilpres 2024?
Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Rabu, 15 Februari 2023 menerima kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Sung Yong Kim . Dalam lawatannya, Kim didampingi penasihat politik kedutaan Kyle Richardson dan Todd Campbell.
Semenjak bertugas di Jakarta, kunjungan ke partai politik itu adalah yang pertama bagi Kim. Sedangkan Presiden PKS Ahmad Syaikhu didampingi oleh Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, Ketua DPP PKS Badan Pengembangan dan Pembinaan Luar Negeri Sukamta, dan Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS Diah Nurwitasari.
Nah, sejumlah pengamat politik menilai kunjungan Kim ke Kantor DPP PKS itu sebagai sinyal dukungan Amerika Serikat kepada Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Ya, PKS merupakan salah satu partai politik (parpol) pengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 bersama Partai Demokrat dan Partai Nasdem. Ketiga parpol itu menggagas Koalisi Perubahan.
Ketiga parpol ini juga sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold. Nasdem 10,2% atau 59 kursi, Demokrat 9,4% setara dengan 54 kursi, dan PKS 8,7% atau 50 kursi. Sehingga, total dari gabungan ketiga parpol itu sebanyak 163 kursi atau 28,3%.
Diketahui, Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyatakan bahwa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
“Anies nampaknya akan didukung oleh kekuatan politik luar negeri Amerika Serikat, nampak sejak kepemimpinan Presiden Jokowi, AS mereka tidak terlalu diuntungkan dalam kontek kebijakan luar negeri Indonesia, lebih cenderung Tiongkok centris,” kata Pengamat Politik sekaligus CEO dan Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada SINDOnews, Kamis (16/2/2023).
Apalagi, kata Pangi, latar belakang Anies pernah mengenyam pendidikan di AS. Menurut dia, hal tersebut menjadi faktor penting bagi AS. “Sehingga banyak persamaan kepentingan (programatik) AS dengan Anies Baswedan, kunjungan Duta Besar AS ke PKS juga tidak bisa dilepaskan dari emperik objektif PKS partai tulang punggung pengusung Anies Baswedan bersama Demokrat dan Nasdem,” tutur Pangi.
Dia memperhatikan bahwa banyak kepentingan AS yang tidak terlalu terakomodir di era Pemerintahan Jokowi. Pemerintah saat ini dinilai lebih terkesan memprioritaskan China misalnya dari segi kebijakan, pembangunan, dan kerja sama. “Jadi saya pikir AS dan PKS sama kepentingannya, titik persamaan kepentingannya adalah bagaimana pemilu di Indonesia berjalan dengan pemilu yang berkualitas, mendukung dan mengawal Indonesia agar tak tergelincir menjadi negara otoritarian, kekuasaan tanpa batas,” imbuhnya.
Maka itu, menurut dia, wajar Duta Besar AS berkunjung ke PKS. Karena, lanjut dia, komitmen dan konsistensi sikap elite PKS dalam mengawal agenda reformasi, agenda pemberantasan korupsi, dan agenda menjaga gawang demokrasi sejalan dengan agenda AS.
“Soal Anies diusung PKS juga menarik untuk kita cermati, kita tahu bahwa Anies adalah tokoh yang konsisten menjaga gawang demokrasi (gate keepers), tokoh yang konsisten mendukung demokrasi,” ungkapnya.
Dia mengatakan, keputusan PKS mengusung Anies menunjukkan konsistensi partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu itu dalam mengawal jalannya rute demokratisasi di Indonesia.
“Bagaimana sikap politik dan komitmen Anies dalam mengawal dan menjaga ruang kebebasan berbicara, pers dan kebebasan lainya ketika beliau menjabat gubernur, faktanya beliau memberikan ruang equality untuk semua agama sama, tidak antikritik dan menjaga pluralisme dan kebinekaan Indonesia, ketika PKS mengusung Anies berarti terjadi persamaan kepentingan antara Anies-PKS dan AS,” pungkas Pangi.
Hal senada dikatakan oleh pengamat politik dari Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie.
“Saya kira langkah ini setidaknya baik berarti ada sinyalemen dukungan AS terhadap Anies terbuka. Memang pemilu Indonesia termasuk pertarungan timur dan barat, tapi paling elegan pertarungan AS-China,” kata Jerry Massie kepada SINDOnews.
Dia mengatakan, Indonesia sejak Soekarno menjadi ajang perebutan dua negara raksasa dunia yakni AS dan China.
“Di era Jokowi peran dan dominasi China lebih besar ketimbang Amerika. Berbeda di era SBY, Soeharto dan Habibie serta Gus Dur dominasi Amerika cukup dominan. Saya kira ada sinyalemen AS men-support pencapresan Anies,” ujar Jerry.
Dia juga mengingatkan bahwa Anies merupakan lulusan University of Maryland dan Northern Illinois University, Amerika Serikat.
“Setelah Dubes AS bersua pimpinan PKS, saya kira akan ada pertemuan mereka dengan Demokrat dan Nasdem. Atau ini hanya pendekatan saja, tapi sudah bisa ditebak dukungan AS akan lebih ke Anies ketimbang Prabowo dan Ganjar,” ungkapnya.
Maka itu, menurut dia, kunjungan Dubes AS ke Kantor DPP PKS itu bukan hanya sekadar silaturahmi.
“Tapi ke arah penjajakan kemungkinan mendukung Anies. Menarik kehadiran Dubes AS di Kantor PKS lantaran selama ini PKS lebih cenderung dekat dengan timur tengah tapi kali ini mulai menjalin hubungan dengan AS. Jadi, indikasi ke arah demokrasi dan moderat dan mereka sudah mulai membuka diri, itu hebatnya PKS saat ini,” pungkasnya.
Pendapat berbeda dikatakan oleh peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro.
“Terlalu jauh untuk melihat kunjungan dari Duta Besar Amerika Serikat ini sebagai bentuk dukungan terhadap pencalonan Anies Baswedan oleh PKS,” kata Bawono Kumoro kepada SINDOnews.
Menurut dia, Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar dan negara sahabat bagi Indonesia tentu akan bersikap netral alias tidak dalam mendukung siapa pun yang menjadi bakal capres 2024.
Dia menilai kunjungan tersebut bisa dilihat dalam konteks Amerika Serikat ingin lebih jauh mengenal partai-partai politik di Indonesia peserta Pemilu 2024.
“Bukan tidak mungkin ke depan akan ada kunjungan Duta Besar Amerika Serikat untuk menemui partai-partai politik lain. Pertemuan ini juga baik agar negara-negara sahabat Indonesia termasuk Amerika Serikat dapat melihat lebih dekat mengenal partai-partai politik di Indonesia apakah itu partai-partai beraliran nasional maupun beraliran Islam,” pungkasnya.
Sementara itu, Partai Demokrat tidak mempersoalkan pendapat sejumlah pengamat politik yang menilai kunjungan Dubes AS ke Kantor DPP PKS itu sebagai sinyal dukungan untuk Anies Baswedan.
“Silakan saja pengamat membuat analisis atau pandangan terhadap kunjungan tersebut, namun tentu sepatutnya bisa dipertanggungjawabkan atau memiliki dasar analisis yang kuat agar tak terkesan halusinasi,” kata Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani dikonfirmasi SINDOnews.
Kamhar menjelaskan, Koalisi Perubahan yang digagas Demokrat, Nasdem, dan PKS yang telah berketetapan mengusung Anies Baswedan semakin solid dan terus berkemajuan.
“Semoga dalam bulan ini bisa segera deklarasi. Namun kami tegaskan terkait kunjungan Dubes Amerika ke PKS, tak ada kaitannya sama sekali,” pungkas Kamhar.
Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri pun merespons pendapat sejumlah pengamat politik tersebut.
“Analisa pengamat politik bisa benar, bisa salah. Tapi kalau sudah beberapa pengamat politik yang bicara seperti itu tentu bobot kebenarannya mungkin kuat,” ujar Mabruri dengan emoji tertawa ketika dikonfirmasi SINDOnews.
Ketua DPP PKS Almuzzammil Yusuf menjelaskan bahwa kunjungan Sung Y. Kim ke Kantor DPP PKS itu untuk menyatakan bahwa AS menghormati proses demokrasi yang berjalan di masing-masing negara.
“Termasuk Indonesia. Sesuai aturan yang berlaku di Indonesia,” kata Almuzzammil Yusuf dikonfirmasi SINDOnews.
Dia mengatakan bahwa pencalonan Presiden di Indonesia dijamin oleh konstitusi dapat diajukan parpol atau gabungan parpol peserta pemilu sesuai persyaratan Undang-Undang tentang Pemilu. Maka, kata dia, situasi terbentuknya pasangan calon harus dibuat kondusif oleh semua pihak.
Sehingga, sambung dia, rakyat dapat memilih pasangan capres terbaik untuk masa depan Indonesia melalui pemilu yang luber, jurdil, dan damai. Almuzzammil tak menampik ada pembicaraan mengenai capres dalam pertemuan antara Dubes AS dengan PKS itu.
“Ya itu. Temanya demokrasi secara umum. Mendukung semua calon terbaik yang akan muncul melalui partai-partai. Harus difasilitasi oleh negara. Sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Dubes mengapresiasi kiprah aktif PKS dalam era demokrasi termasuk dalam menggagas koalisi capres,” pungkasnya.
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsy menjelaskan bahwa kunjungan Sung Y. Kim itu merupakan sebuah penghargaan bagi PKS. Dia mengatakan, PKS selalu menjunjung tinggi perlindungan hak asasi manusia dan kelompok minoritas serta penegakan hukum yang adil.
“Secara pribadi saya senang dengan pola komunikasi Dubes Kim yang cukup hangat dalam berkomunikasi. Di sisi lain, beliau juga sangat terbuka saat mendiskusikan upaya-upaya dalam memajukan demokrasi di kedua negara,” kata Habib Aboe.
PKS berharap adanya hubungan baik antara kedua negara dengan menghormati kedaulatan masing-masing. Apalagi, kata Habib Aboe, Indonesia menganut prinsip kebijakan politik luar negeri bebas aktif.
“Bebas aktif adalah politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri pada satu kekuatan tertentu. Dan saya melihat, hal ini dipahami dengan baik oleh Dubes Kim,” pungkas Habib Aboe.
Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP PKS Sukamta membeberkan suasana kunjungan, pembicaraan, dan diskusi antara Dubes AS dengan PKS berlangsung hangat, rileks, dan terbuka.
Dia mengungkapkan ada pandangan yang sama atas beberapa perkembangan dalam dinamika politik dunia saat ini yang dianggap dapat menjadi ancaman bagi demokrasi dan HAM.
“Di sisi lain juga ada pemahaman yang sama perlunya membangun komunikasi dan kolaborasi yang lebih erat dalam upaya memperkuat komitmen penegakan demokrasi dan HAM,” kata Sukamta yang juga sebagai anggota Komisi I DPR ini.
Dia menambahkan, upaya untuk menguatkan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat di sektor ekonomi dan sektor lainnya juga dibahas dalam pertemuan tersebut.
Kata Sukamta, PKS akan terus mendorong pemerintah Indonesia memperkuat kemitraan dengan Amerika Serikat dan juga semua negara yang memiliki komitmen kuat terhadap demokrasi dan HAM.
“Kemitraan dengan negara maju seperti Amerika Serikat diharapkan bisa memberikan keuntungan tidak hanya di sisi ekonomi tetapi juga terkait iptek dan peningkatan kualitas SDM,” pungkasnya. (Sumber: SINDOnews.com)