Brebes Trending, Berikut Sejarah, Profil dan Julukannya, Penghasil Bawang Terbesar?
Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi Usul Program Kunjungan ke Luar Negeri daripada ke Brebes
Brebes trending. Pertama tentang pernyataan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang mengusulkan program kunjungan ke luar negeri dalam Rapat Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta.
Kedua soal kunjungan Calon Presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo dan istri, ke Brebes.
Yang ini berbau kampanye karena nada kunjungan Ganjar ke Brebes digambarkan positif.
Berbeda dengan usulan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang sepintas wajar.
Masalahnya Ketua DPRD dari PDIP membandingkan usulannya ke LN dengan Brebes.
“Daripada kunker (kunjungan kerja) ke Brebes, Tegal beli telur asin, kentutnya bau. Mendingan berangkat kami ke luar negeri,” kata Prasetyo Ediseperti dilansir Tempo.co
Berikut Sejarah dan Profil tentang Brebes
Ada beberapa pendapat mengenai asal – usul nama “Brebes” yang di antaranya berasal dari kata “Bara” dan “Basah”.
Bara berarti hamparan tanah luas dan basah berarti banyak mengandung air.
Keduanya cocok dengan keadaan daerah “Brebes” yang merupakan dataran luas yang berair.
Karena perkataan bara di ucapkan “bere” sedangkan basah di ucapkan “besah” maka untuk mudahnya di ucapkan “Brebes”.
Dalam Bahasa Jawa perkataan “Brebes atau mrebes” yang berarti tansah metu banyune yang berarti “Selalu keluar airnya”.
Nama “Brebes” muncul sejak zaman Mataram. Kota ini berderet dengan kota-kota tepi pantai lainnya seperti Pekalongan, Pemalang, dan Tegal.
Brebes pada saat itu merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tegal.
Pada tanggal 17 Januari 1678 di Jepara diadakan pertemuan Adipati Kerajaan Mataram se-Jawa Tengah, termasuk Arya Martalaya, Adipati Tegal dan Arya Martapura, Adipati Jepara.
Karena tidak setuju dengan acara penandatanganan naskah kerjasama antara Amangkurat Admiral dengan Belanda terutama dalam menumpas pemberontakan Trunajaya dengan imbalan tanah-tanah milik Kerajaan Mataram, maka terjadi perang tanding antara kedua adipati tersebut.
Peristiwa berdarah ini merupakan awal mula terjadinya Kabupaten Brebes dengan Bupati berwenang.
Sehari setelah peristiwa berdarah tersebut yaitu tanggal 18 Januari 1678, Sri Amangkurat II yang berada di Jepara mengangkat beberapa Adipati / Bupati sebagai pengagganti Adipati-adipati yang gugur.
Untuk kabupaten Brebes di jadikan kabupaten mandiridengan adipati Arya Suralaya yang merupakan adik dari Arya Martalaya.
Pengangkatan Arya Suralaya sekaligus titimangsa pemecahan Kadipaten Tegal menjadi dua bagian yaitu Timur tetap di sebut Kadipaten Tegal dan bagian barat di sebut Kabupaten Brebes.
Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, di antara koordinat 108° 41’37,7″ – 109° 11’28,92″ Bujur Timur dan 6° 44’56’5″ – 7° 20’51,48 Lintang Selatan dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat.
Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, biasanya disebut dengan Bahasa Jawa Brebes.
Namun terdapat Kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda.
Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo, Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di beberapa desa di Kecamatan Losari, Tanjung, Kersana, Ketanggungan dan Larangan.
Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627.
Batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali(sekarang disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pemali yang melintasi pusat kota Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Brebes pun kerap mendapat julukan slundanya Jawa Tengah,
Ibukota kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga kedua kota ini dapat dikatakan “menyatu”.
Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah.
Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojok tiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet.
Dengan iklim tropis, curah hujan rata-rata 18,94 mm per bulan.
Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya.
Brebes adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki status kecamatan paling ramai, yakni kecamatan Brebes.
Kabupaten Brebes yang sering dijuluki sebagai Mumbai Van Java itu memiliki 17 wilayah Kecamatan dan 5 diantaranya Kecamatan Paling Ramai.
Selain itu, Kabupaten Brebes juga merupakan salah satu wilayah dengan penghasil bawang terbanyak di Indonesia.