Kampus Bergerak Trending, Netizen Dukung Aksi Jaga dan Lestarikan Demokrasi
Civitas academica UI minta pemilu bebas intimidasi

Tagar Kampus Bergerak trending di media sosial X (Twitter) pada Sabtu (3/2/2024), menyusul netizen mendukung gerakan Kampus Bergerak untuk menjaga dan melestarikan demokrasi Indonesia yang saat ini dalam kondisi tidak baik.
Netizen pun gaduh menanggapi tagar Kampus Bergerak yang trending hingga tercatat 32.9400 ciutan yang mereka sampaikan.
Alhamdulillah
Setelah almamater saya yg pertama: UGM mengajukan Petisi
Dilanjutkan UIIAlmamater saya yg kedua: UI
Para Guru Besar dan Civitas
Menyatakan Seruan Kebangsaan!Ayo Kampus lain, UNPAD, IPB, ITB, UNAIR, UNDIP, UNS, USU, UNHAS
Mana suaranyaaaaa pic.twitter.com/vAUnUgiJuI
— Dokter Tifa (@DokterTifa) February 2, 2024
“Kampus – kampus di Indonesia mulai bergerak untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia yg saat ini dalam kondisi yg tidak baik sehingga kita harus lawan kesewenangan yg merugikan rakyat,” tulis pemilik akun Twitter @sansan4186, tanggapi tagar Kampus Bergerak yang trending.
@ParisiJony43846 menulis, “Mantap, kami masyarakat siap mendukung gerakan Kampus untuk menjaga dan melestarikan Demokrasi yang sudah payah direbut bahkan tidak sedikit korban jiwa mahasiswa dan aktivis 98.”
@RasakRenyeng menulis, “Ayo Kampus kampus di Indonesia kita bergerak bersama mendesak Jokowi agar bersikap Netral sebagai seorang presiden”
@f19acf71162545f menulis, “Kampus dan perjuangan demokrasi Indonesia. Menolak campur tangan Presiden dalam Pilpres 2024”
@dwie2008 menulis, “Akademisi sdh bergerak, artinya ada yg salah dgn negara ini. Apa jkw dn para elit haus kkuasaan msih keras kepala? Apa mau mnunggu rakyat bergerak dgn kemurkaan??”
@zainul_munas menulis, “Selanjutnya Para Guru Besar dan Civitas Akademika Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar menyusul bergerak. Kampus ini punya sejarah panjang dalam menjaga dan merawat demokrasi Indonesia. Menjadi kiblat demokrasi rakyat Indonesia bagian timur…”
@data_retra menulis, “Rakyat tidak akan diam, bersama akademisi dan mahasiswa untuk bersuara menyelamatkan demokrasi dan cita cita reformasi”
@Dennysiregar7 menulis, “Ternyata @unpad juga bersuara..”
@Wendriadi46 menulis, “Beberapa Kampus bergerak menyampaikan kritik kepada Presiden Joko Widodo yang dinilai berpihak dan tidak netral dalam Pilpres 2024.”
@Oktariyan7 menulis, “Jika Petisi Petinggi-petinggi Universitas-universitas se-Indonesia tidak digubris, tiada jalan lain kecuali Reformasi Jilid 2 Akan Menggema diseluruh Negeri.”
@yasmaun3 menulis, “Sangat setuju dengan apa yg dilakukan oleh kampus2 memberikan warning kpd Presiden Jokowi agar bersikap netral pada Pilpres 2024”
@MeisyaAN1 menulis, “Sikap keberpihakan presiden mencederai demokrasi”
Euforia dukungan masyarakat kpd pasangan AMIN,diakui atau tidak mnjadi pemicu kesadaran kampus.
Meski terlambat,
Ini lebih baik ketimbang ga bersikap !
👉
Ini dosen dan para guru besar beneran,ga seperti dukungan ulama abal² itu..#KampusBergerak pic.twitter.com/HelpCY2vrB— RIZ-Q (@RizkiAsihan) February 2, 2024
Civitas academica UI minta pemilu bebas intimidasi
Civitas academica yang terdiri dari warga dan alumni Universitas Indonesia (UI) membacakan seruan kebangsaan yang meminta pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) bebas dari segala bentuk intimidasi.
“Berdasarkan ruh kebebasan akademik yang kami punya, kami berdiri di sini mengajak warga dan alumni UI dan juga seluruh warga Indonesia untuk segera merapatkan barisan. Pertama, mengutuk segala bentuk tindakan yang menindas kebebasan berekspresi,” kata Ketua Dewan Guru Besar UI Harkristuti Harkrisnowo di UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024).
Selain tanpa intimidasi, mereka meminta hak pilih rakyat dalam pemilu dapat dijalankan tanpa ketakutan, sehingga pemilu bisa berlangsung secara jujur dan adil.
Berikutnya, civitas academica UI meminta agar seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), pejabat pemerintah, hingga TNI dan Polri bebas dari paksaan untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
“Yang keempat, menyerukan agar semua perguruan tinggi di seluruh Tanah Air mengawasi dan mengawal secara ketat pelaksanaan pemungutan suara serta penghitungannya di wilayah masing-masing,” sambung Harkristuti.
Dalam seruan kebangsaan itu, Harkristuti menegaskan bahwa UI merupakan kampus perjuangan yang telah melahirkan para pejuang dalam menghadapi peristiwa berat di masa lalu.
Harkristuti juga mengatakan bahwa civitas academica UI sejati-nya tidak pernah diam di tengah kerja-kerja akademiknya.
“Kami tetap mewaspadai hidupnya demokrasi dan mewaspadai pula kedaulatan agar tetap di tangan rakyat,” ujar dia.
Warga dan alumni UI tidak ingin tatanan hukum dan demokrasi di Tanah Air hancur. Untuk itu, mereka mengingatkan pentingnya etika bernegara dan bermasyarakat, terutama untuk memberantas praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Mereka pun mengingatkan agar pejabat serta elite politik dan hukum untuk tidak mengingkari sumpah jabatan demi kepentingan pribadi dan kekuasaan.
“Mr. Soepomo, salah satu perumus Konstitusi UUD 1945, Rektor UI tahun 1951 sampai dengan 1954, berpesan agar civitas academica Universiteit van Indonesia dengan otonomi atau kebebasan akademik yang melekat, harus bisa merebut kembali zaman keemasan Sriwijaya yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kesejahteraan,” tutur Harkristuti.
(Sumber: Antaranews.com)