Business is booming.

Sahur Trending, Netizen Masih Berbeda Sikap soal Waktu Imsak

Paling aman kira2 5 menit sebelum adzan Subuh batas terakhir makan-minum.

Tagar Sahur trending di media sosial X (Twitter) pada Senin (11/3/2024), menyusul netizen masih berbeda sikap atau pandangan soal waktu Imsak.

“Fyi, buat yg belum tau, batas AKHIR waktu sahur tuh pas ADZAN SUBUH berkumandang ya. Bukan imsak. Imsak cuma sebagai pengingat utk segera nyelesein sahur kita krn adzan udh mau berkumandang sebentar lagi😉” tulis pemilik akun Twitter @lilaccountz, menanggapi tagar Sahur yang trending hingga tercatat 48.500 ciutan yang disampaikan netizen.

Lalu pemilik akun Twitter @soursora menulis, “kalo gasalah kata mamah dedeh, stop makan minum pas sahur itu sekitar 5 menit sebelum adzan, jangan pas adzan buru2 minum nanti batal. Kalo menurutku bagusnya 10menit sudah harus stop.”

@markeulee00 menulis, “wah baru tauu aku kalo pas adzan udah gaboleh minum, kirain masih bolehh, thank u buat ilmunya kak😊”

@flowernattawin menulis, “Iya kak bagusnya gini. Tapi ada keadaan kayak misalnya kesiangan. Saat itu udah imsak tapi belum adzan. Nah itu masih bisa untuk sekedar minum air atau makan roti buat sahur. Karena batasnya ya adzan subuh.”

@HaqqiHasan menulis, “Imsak itu penanda 10 menit lagi subuh, buat persiapan selesai makan & minum, tp kalo di piring masih ya dihabisin dulu, terus minum. Kalo dibuang malah dosa mubazir.

@latteicex menulis, “kalo nabi begini kak, sahurnya dekat waktu subuh tp berhenti mendekati adzan berkumandang. mungkin disisain 5 menit jg bisa untuk persiapan kita sikat gigi dll, klo di waktu puasa takutnya tertelan dan malah batal. klo berhenti saat adzan subuh jg boleh, meringankan yg kesiangan.”

@azrani_18 menulis, “Tp kan kak sunnahnya mengakhirkan saur jd tergantung aja mau ambil Sunnah sekalian atau engga begitu karena kalo ambil baiknya ya baik ambil Sunnah karna dapet pahala sekalian kan.”

@kaptenblink menulis, “kalo aku udah imsak berarti buru2 minum beres2 persiapan nunggu adzan subuh sih hehe biar ga buru2😁 btw makasih ya info.”

@putrapetir_007 menulis, “Para ulama berijtihad memberi batas imsak dimana di beberapa kitab fikih disebut masih pada waktu fajar kadzib (fajar semu) sebagai bentuk kehati-hatian agar menjaga waktu bolehnya makan sahur, agar kemudian saat adzan subuh di fajar shidiq (fajar beneran).”

@amndzaynb menulis, “Udah. Gak usah ribetin lagi aturan yang udah ada. Pas imsak stop makan. Emang lu yakin azannya sesuai dengan waktu Subuh? Azan itu bukan penanda masuknya Subuh. Subuh udah 5 detik lalu, azannya baru mulai, puasa lu batal.”

@DenDjaka14 menulis, “Dari imsak-adzan subuh ±10 menit,
Klo yg bangunya telat, pas waktu imsak, persingkat sahurnya <10 menit. Biar ga masih ngunyah pas adzan. Amannya sih sahur sblm imsak, klo dnger imsak, ya gosok gigi, trs minum air putih nunggu subuh, smbl Twitteran.”

@haveenaisday menulis, “Ini memang perlu diketahui tp ulama memberi batasan imsak supaya hati2, lebih baik berhenti sebelum adzan daripada ketika adzan, karena adzan sudah terhitung masuk waktu subuh.”

@nasutionakbar menulis, “Bukan pas adzan Subuh juga, Kak, tapi waktu fajar sidiq. Paling aman kira2 5 menit sebelum adzan Subuh batas terakhir makan-minum.”

Ini yang perlu diketahui sebelum melakukan puasa Ramadhan

Praktisi Kesehatan Masyarakat sekaligus staf di bidang Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Ngabila Salama, MKM menyampaikan bahwa aktivitas puasa bermanfaat bagi tubuh, bahkan pada seorang penderita penyakit sekalipun.

Baca Juga:  Daftar Enam Tersangka Kasus OTT Wali Kota Bandung Yana Mulyana

“Puasa itu menyehatkan badan. Kita yang sehat saja makin tambah sehat dengan berpuasa, teman-teman yang punya komorbid juga harus yakin puasa itu menyehatkan badan,” kata Ngabila dalam webinar “Tips Puasa ala CERDIK” oleh Kemenkes yang dipantau di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Ia menjelaskan, salah satu manfaat puasa di antaranya untuk menstabilkan kadar tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga sebagai anti oksidan dan anti peradangan.

Meski demikian, terdapat beberapa kelompok yang perlu memerhatikan kondisi kesehatannya sebelum melakukan puasa, khususnya di bulan suci Ramadhan di mana aktivitas puasa dilakukan selama satu bulan penuh.

Seorang penderita penyakit, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau pada fasilitas kesehatan terdekat guna mengetahui kondisi kesehatannya.

Dokter akan memberikan rekomendasi apakah pasien tetap harus melanjutkan minum obat, demikian juga terkait pemberian dosis dan waktu mengonsumsinya.

Menurut dia, hal ini penting sebab kegiatan puasa mengubah metabolisme tubuh seseorang karena perubahan waktu makan, minum, serta istirahat.

“Penderita penyakit, termasuk bagi Ibu hamil dan Ibu menyusui disarankan konsultasi terlebih dahulu. Mereka butuh supervisi, kebutuhan nutrisi bagi janin juga harus dipenuhi,” ujarnya.

Ngabila menyampaikan, waktu sahur disarankan sesuai dengan waktu yang ditentukan agar puasa dapat berjalan lancar hingga waktu berbuka.

Ia menyebut, tak jarang masyarakat melakukan sahur pada dini hari karena ingin beristirahat dan bekerja esok hari.

Hal ini menyebabkan waktu puasa dijalani lebih lama ketimbang waktu sahur sebelum ibadah shalat subuh.

“Kalau sahur jam 12 malam artinya waktu puasanya lebih dari 16 jam. Itu pasti lemas di siang hari karena puasa melebihi waktu seharusnya sekitar 14 jam,” katanya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, pada saat berbuka disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman sehat dengan kadar gula yang terkontrol.

Adapun beberapa jenis makanan yang perlu dihindari atau dibatasi konsumsinya antara lain gorengan, minuman manis berpengawet, hingga air soda.

Baca Juga:  Miftah Trending, Netizen Sebut Tak Kaget Bawaslu Anulir Kasus Bagi-bagi Uang Ustaz Kondang

Sedangkan makanan dan minuman yang dianjurkan adalah sesuai dengan kebutuhan nutrisi harian, nasi putih, lauk pauk, sayur, buah-buahan dan cukup minum air putih sebanyak 2 liter per hari.

“Batasi gula, garam, dan lemak. Konsepnya harus seimbang antara karbohidrat, protein, dan lain-lainnya,” katanya.

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menambahkan, masyarakat diimbau untuk tetap melakukan aktivitas fisik atau berolahraga ringan untuk menjaga kebugaran tubuh.

Aktivitas ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki selama 20 hingga 30 menit atau sekitar 6.000 langkah per hari.

Selain itu, masyarakat terus menjalankan pola hidup bersih dan sehat baik kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit.

“Kita harus tetap semangat menjalani aktivitas sehari-sehari tanpa merasa lemas. Sehingga bisa fokus beribadah di bulan Ramadhan,” pungkas dia.

(Sumber: antaranews.com)

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...