KPK dari Masa ke Masa Selalu Memunculkan Kontroversi, Apa Saja?
Kalau Tak Ada Kontroversi namanya bukan KPK, Kontroversi apa KPK sekarang?
KPK dari masa ke masa selalu menjadi sorotan, selalu memunculkan kontroversi di masyarakat.
KPK masa Firli Bahuri kini pun mendapat sorotan keras terkait dipecatnya 51 pegawai KPK karena tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).
Meski demikian, pimpinan KPK terdiri dari Firli Bahuri , Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, Nawawi Pomolango, dan Alexander Marwata tetap memiliki prestasi.
Antara lain mereka sukses menggelar empat OTT besar selama 10 hari yakni OTT Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, OTT Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna, Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo, dan terakhir OTT Menteri Sosial Juliari P Batubara.
Sementara masa sebelumnya meski sempat dikesankan menghambat, Komisi III DPR telah melaksanakan tugasnya memilih pimpinan KPK periode 2015-2019. Mereka adalah Agus Rahardjo sebagai ketua KPK, Irjen Pol Basariah Panjaitan, Alexander Marwata, Laode Muhamad Syarif, dan Saut Situmorang.
Ada keraguan bahwa KPK alergi memilih dua muka lama yang sudah terbukti jejak kariernya yakni Busyiro Muqoddas dan Johan Budi. Mereka cenderung memilih pimpinan yang dianggap bisa diajak “Kompromi” jika dilihat dari jenjang kariernya.
Namun anggapan yang berkembang di publik itu justru menjadi tantantan lima pimpinan terpilih. Mereka harus menunjukkan bahwa tugas KPK memang memberantas korupsi tanpa kompromi. Para pimpinan KPK juga harus berani menunjukkan bahwa usaha untuk melemahkan KPK tidak boleh dimulai pada masa kepemimpinan mereka.
Harapan besar publik yang telah dibebankan kepada KPK sebelumnya harus mereka teruskan, bahkan lebih kokoh lagi. Pimpinan KPK era Agus Rahardjo harus membuktikan bahwa mereka tak tersandera oleh politik dan keinginan anggota DPR.
Daftar Pimpinan KPK dari Masa ke Masa
2003-2007:
Taufiequrachman Ruki (Ketua), Erry Riyana Hardjapamekas (Wakil Ketua), Tumpak Hatorangan Panggabean (Wakil Ketua), Amien Sunaryadi (Wakil Ketua), Sjahruddin Rasul (Wakil Ketua): Antara lain menangani Kasus Korupsi Mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh yang divonis 10 tahun penjara.
2007-2009:
Antasari Azhar (Ketua), Muhammad Busyro Muqoddas (Wakil Ketua), Bibit Samad Rianto (Wakil Ketua), Chandra M. Hamzah (Wakil Ketua), Mochammad Jasin (Wakil Ketua), Haryono Umar (Wakil Ketua): Antara lain menangkap Jaksa Urip Tri Gunawan dan Artalyta Suryani dalam kaitan penyuapan kasus BLBI Syamsul Nursalim. Penangkapan Al Amin Nur Nasution dalam kasus persetujuan pelepasan kawasan Hutan lindung Tanjung Pantai Air Telang, Sumatera Selatan. Menyeret Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aulia Tantowi Pohan yang juga merupakan besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke penjara atas kasus korupsi aliran dana BI.
2009-2010:
Tumpak Hatorangan Panggabean (Plt Ketua KPK) dilantik Oktober 2009 melalui Perppu untuk mengisi kekosongan KPK setelah ketua KPK diberhentikan kasus pembunuhan Nasrudin Zilkarnain. Selain Tumpak, Mas Achmad Santosa (Plt Wakil Ketua) dan Waluyo (Plt Wakil Ketua): Antara lain menetapkan bekas Menteri Sosial (Mensos) Bachtiar Chamsyah sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan mesin jahit dan impor sapi. Menetapkan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ismet Abdullah sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan mobil kebakaran.
2010-2011:
Busyro Muqoddas (Ketua KPK setelah Perppu pengangkatan Tumpak Hatorangan ditolak DPR), formasi wakil ketua Bibit Samad Rianto (Wakil Ketua), Chandra M. Hamzah (Wakil Ketua), Mochammad Jasin (Wakil Ketua), Haryono Umar (Wakil Ketua). Antara lain: Kasus travel Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda yang terbukti bersama-sama menyuap anggota DPR 1999-2004 dengan sejumlah cek perjalanan.
2011-2015:
Abraham Samad (Ketua), Bambang Widjojanto (Wakil Ketua), Busyro Muqoddas (Wakil Ketua), Adnan Pandu Praja (Wakil Ketua), Zulkarnain (Wakil Ketua); Operasi tangkap tangan (OTT) Akil Mochtar. Penjarakan Ratu Atut dan adiknya Wawan dan banyak lagi.
2015-2015:
Taufiequrachman Ruki (Plt Ketua KPK) diangkat presiden Jokowi bersama Johan Budi (Wakil Ketua), Indriyanto Seno Adji (Wakil Ketua) untuk menggantikan Abraham Samad (Ketua), Bambang Widjojanto (Wakil Ketua) yang tersangkut kriminalisasi, dan Busyro Muqoddas (Wakil Ketua) yang habis masa jabatannya. Antara lain OTT Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDIP Adriansyah, OTT Ketua Komisi III DPRD Musi Banyuasin Fraksi PDIP Bambang Karyanto dan Anggota Komisi III DPRD Musi Banyasin Fraksi Partai Gerindra, Adam Munandar, OTT Ketua PTUN Medan Tripeni Irianto Putro yang belakangan diketahui melibatkan OC Kaligis, OTT anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Hanura, Dewie Yasin Limpo, dan terakhir dua anggota DPRD Banten kasus Bank Banten.
2015-2020:
Agus Rahardjo (Ketua KPK), Basariah Panjaitan (Irjen Pol), Alexander Marwata, Laode Muhamad Syarif, dan Saut Situmorang. Masa Agus tak kalah mentereng terhitung Menpora Imam Nahrawi Imam Nahrawi, Ketua PPP Romahurmuziy, Sekjen Golkar Idrus Marham, Ketua DPR Setya Novant, Irman Gusman Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Sofyan Basir Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Emirsyah Satar Emirsyah Satar, yang saat itu menjabat Direktur Utama PT Garuda dipengarakan,
2020-2025:
Firli Bahuri , Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, Nawawi Pomolango, Alexander Marwata. Walaupun menuai banyak kritik, KPK justru sempat bangun dari tidur panjangnya setelah menggelar empat OTT besar selama 10 hari terakhir. Empat OTT besar itu meliputi, OTT Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, OTT Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna, Menangkap Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo, dan terakhir OTT Menteri Sosial Juliari P Batubara dan sejumlah peabat di Kemensos.