BPJS Trending, Netizen: 10 Tahun Rezim Melayani Kok Belum OK?
Dirut BPJS Kesehatan mengakui hadapi tantangan untuk meningkatkan mutu layanan.
Tagar BPJS trending di media sosial Twitter pada Sabtu (22/10/2022), menyusul Dirut BPJS Kesehatan mengakui pihaknya hadapi tantangan untuk meningkatkan mutu layanan.
Netizen pun gaduh menanggapi tagar BPJS yang trending hingga tercatat 2.270 ciutan (Tweets) yang mereka sampaikan. Berikut beragam ciutan mereka.
Luar biasa ya emang pelayanan BPJS ini. Nemenin tante yang kena kanker, selain perawat dan dokter muda yg ketus, apa apa itu lamaaaaaaaaaaa.
— BABE (@babecabiita) October 21, 2022
Seperti pemilik akun Twitter @babecabiita menulis, “Luar biasa ya emang pelayanan BPJS ini. Nemenin tante yang kena kanker, selain perawat dan dokter muda yg ketus, apa apa itu lamaaaaaaaaaaa.”
Lalu akun Twitter @haajoonism menulis, “btul. ayah saya dl disuruh kontak dokternya by whatsapp utk konsul lanjutan eh malah diblock, pdhl ayah saya sopan bgt nanya nya, smp akhirnya ayah meninggal ga dpt pertolongan yg benar😁 sedih krn waktu itu msh kuliah ekonomi keluarga blm bagus, jaminan kesehatan cuma punya bpjs”
@24to25baee menulis, “Nakes ketus itu tergantung pribadi dan faskes, coba deh kotak saran dipakai buat kasih teguran/saran. Yang bikin lama itu menurutku sistem nya di faskes. Contohnya aja di PKM tempat aku kerja, pasien sehari 100an dan 90% peserta BPJS”
@mofaisalakbar menulis, “Tweet tepat sasaran nih. Kasih serangan ke lembaga BPJS kesehatan, bukan ngamuk ke rumah sakit yg sama sama terdampak regulasi. Andai rezim 10 tahun ini punya kompetensi, idealnya bpjs kes secara administrasi makin beres, budget cap makin besar, dan produk makin oke”
@erawatierma_ menulis, “Emang the real sehat itu mahal, priksa bapil gini 60k, obat nya banyak nebus sendiri🥲 Dan harga obatnya 98k. Yalloh, anak kos tercekik melihat ini😭 Pikir-pikir, mau cepet” ngurus bpjs aja😓”
@bangargun menulis, “Oh rumah sakit masih berpikir sebatas pelayanan toh? Wajarlah kalau ada y dilayani dan tdk. Rumus sdrhana, pelayanan akan lbh baik diberikan ke pemberi tip y lebih. Kita bicara nyawa.bkn skdr byr BPJS.
Terus big question, knp pelayanan buruk jika byr BPJS dibbrpa RS? Nunggakkah?”
@Jin_Syahrini menulis, “Mungkin karena suplai uang ke RSnya lama jd gitu”
@frsanjayaAS menulis, “yah begitulah rasanya”
@Oki_cucuopung menulis, “Pernah nemanin teman yg sakit dan sudah dioper dari RS kab ke RSUD di kota Medan.
Pas sampai RS ortu teman ngeluh, karena dia gak kunjung dapat penjelasan dari dokter. Akhirnya saya ajak kembali ortu teman itu untuk bertanya ke dokter jaga yg kebetulan ruangnnya di UGD tsb.
Saya sengaja ajak ortu teman itu kembali bertanya karena saya yakin kalau saya bertanya sendiri pasti tidak dianggap karena bukan keluarga. Dan juga kasian lihat ortu teman ni udah tua dan dari daerah. Tau gak dokternya jawab apa, “saya jelaskan pun kalian gak ngerti”
@myenternet menulis, “Alhamdulillah selama pengobatan kemo ibuku gak ada kendala pakai bpjs. Terimakasih BPJS”
@ehfajaryah menulis, “udah biasa bang babe, w kemaren kena covid + asthma berat kudu nunggu dari jam 8 pagi baru dipanggil ke dokter jam 10, baru bisa ambil obat jam 4 sore, nyampe rumah jam 6 sore, bener2 seharian penuh pelayanan BPJS ini @BPJSKesehatanRI”
@FauzanP45974955 menulis, “itu lagu lama,ibu teman gue pernah alamain pakai BPJS sikap petugas RS… pada ketus semua, lama banget pelayanannya pas ada pasien baru bayar cash waduh ramah banget pakai senyum, apalagi kamarnya dpt yg kls 1”
@wwtwoo menulis, “Suka heran nakes2 jaman sekarang kok makin kesini makin kesana yaa, pada ketus2 🥴🥴”
@_putrinurazizah menulis, “makanya aku lebih suka ketemu sama dokter yang udah berumur, ga pilih-pilih pasien.”
@ibnu_Dahituaja menulis, “yaa bgitulah nakes…g jauh beda ama aparat sragam coklat/hijau…makanya selalu sling couple..karna sifatnya sama”
@airwayyy menulis, “Jgn krn ada nakes yg sifatnya menyeleweng malah pukul rata semua nakes kaya gitu. Tergantung rs dan karakter masing² 😊 semua yg kerja di pelayanan ada yg galak, ada yg ramah itu trgantung sifat dan kebijakan masing² di tempat kerjanya . Jd plis gausah menyamaratakan semuanya”
@irvansamuel1 menulis, “Ini tergantung mode pelayanan, ya kalo pasien BPJS pasti emang ketus. Kalo reguler ya ramah nya bukan main. Padahal pasien BPJS juga untuk selesai perobatan ga transparan”
@Arifmaddd menulis, “Emang gitu bang… Ketus-ketus kalo pake bpjs. Sabar-sabar kita mah.”
@betysetya menulis, “Loh bapak baru tau?”
@ketawamerem menulis, “kak jgn pukul rata nakes kaya gt, gak semuanya kaya gt kok. ditempatku pada baik2 walau pake bpjs”
@zupernovva menulis, “Alhamdulillah belum nemu yang ketus sih 🥲 semoga jangan. Gak kebayang kalau lagi sakit ketemu modelan kek gitu”
@galihwibii menulis, “Gua kok gak pernah dapet pelayanan ketus ya”
@Ophan_Lamara menulis, “Lamaaaa tp msh dilayani msh lumayanlah. Anak sohibku, malah ditolak saat ajukan BPJS. Padahal RS-nya termasuk yg plg gede dan msh di Jkt.”
@tantefina69 menulis, “Jiaahhh namanya juga BPJS …
Bapak Pengen Jasakesehatan Sabarrrrrr”
@anditjiptoyoe menulis, “Saya dan keluarga punya bpjs tapi kalo berobat pakenya umum, padahal tiap bulan bayar iuran. Selain secara prosedural lama prosesnya dan ribet, juga (sepertinya) obat yang dikasih pun beda sama yang berobat umum. Pakenya ntar dah, kalau kepepet2 aja…”
@sarlemjus19 menulis, “BPJS? Badan Pelayanan Jutek dan Sinis? masa jadi gitu?”
@mhmmdfdlrmdhn menulis, “Mereka kan menganggap yg pake BPJS itu kalangan MISKIN.”
@Pillowsophist menulis, “padahal dana “gotong royong” nya ber-trilyun2. tapi pelayanan nya bosok. kasian yang sakit.
@digidaw_18 menulis, “Pertamanya ramah, ditanya dulu pake BPJS atau reguler. Klo jawabnya BPJS mukanya langsung mode judes. Klo jawabnya reguler disambut dengan senyuman. Lo kira BPJS gratis? Saban bulan gua bayar 40k lebih ya syalan.”
@adamnlaksana menulis, “Kalo bener kaya gitu yang dikomplen harusnya pelayanan fasilitas kesehatannya bukan BPJSnya”
@SateDimas menulis, “@BPJSKesehatanRI tolong dong pelayanannya dibenahi, masa komedian saja sampai mengeluh.”
@Tege2nd menulis, “Udah jadi rahasia publik beh, mending talangin aja berobat biasa.”
BPJS Kesehatan Hadapi Tantangan Peningkatan Mutu Layanan
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan pemerataan mutu layanan di fasilitas kesehatan menjadi tantangan di tengah peningkatan permintaan masyarakat yang tinggi selama pandemi.
“Dengan tingginya angka pemanfaatan pelayanan kesehatan, tentunya harus didukung mutu fasilitas kesehatan yang baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL)/rumah sakit,” kata Ghufron Mukti dikutip Antaranews.com usai Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan tahun 2022, di Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Ia mengatakan BPJS Kesehatan mengajak pengelola fasilitas kesehatan untuk memperkuat komitmen dalam peningkatan mutu layanan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menurut Ghufron dinamika layanan kesehatan selama Pandemi COVID-19 serta percepatan cakupan kepesertaan Program JKN menuju Universal Health Coverage (UHC), telah mempengaruhi pengelolaan Program JKN.
Ghufron mengatakan, per Oktober 2022 sebanyak 246,46 juta jiwa atau kurang lebih 89,35 persen dari seluruh penduduk Indonesia telah terjamin pembiayaan kesehatannya melalui Program JKN.
“Tentu dengan semakin besarnya jumlah peserta, akses terhadap layanan di fasilitas kesehatan akan
meningkat,” katanya.
Hal ini terlihat dari angka pemanfaatan Program JKN selama pandemi yang meningkat dari 993 ribu pemanfaatan per hari pada 2020, meningkat menjadi 1,1 juta pemanfaat per hari pada 2021.
Ghufron mengatakan peningkatan mutu layanan dilakukan melalui akreditasi, dilengkapi dengan credentialing dan re-credentialing.
BPJS Kesehatan juga berupaya mendorong penyesuaian pembiayaan pelayanan kesehatan baik di FKTP dan FKRTL yang sesuai dengan kondisi ekonomi.
Ghufron juga menekankan diperlukannya usaha kesehatan perorangan kegiatan promotif dan
preventif untuk menekan angka kesakitan, khususnya bagi peserta JKN.
“BPJS Kesehatan berupaya menyiapkan agar proporsi pembiayaan program promotif dan preventif meningkat,” ujarnya.
Menurut Ghufron, kemudahan layanan difasilitasi BPJS Kesehatan melalui inovasi layanan digital yang terus diaplikasikan di fasilitas kesehatan.
Saat ini, jumlah fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan terdiri atas 23.518 FKTP dan 2.852 FKRTL.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh dinas kesehatan, fasilitas kesehatan, asosiasi fasilitas kesehatan, serta asosiasi profesi seluruh Indonesia secara daring mengambil tema “Kolaborasi Inovasi untuk Faskes yang Berkualitas”.
Dalam pertemuan tersebut, BPJS Kesehatan juga memberikan apresiasi kepada fasilitas kesehatan paling berkomitmen terhadap mutu pelayanan bagi peserta JKN-KIS.