Mahasiswa Trending, Netizen Desak Jangan Banyak Plonga Plongo
netizen mendesak mahasiswa memiliki jiwa satria dan jangan banyak plonga plongo

Tagar Mahasiswa trending di media sosial X (Twitter) pada Jumat(13/10/2023), menyusul netizen mendesak mahasiswa memiliki jiwa satria dan jangan banyak plonga plongo tidak mengerti berjuang untuk bangsa.
“Mahasiswa skarang ini jiwa kuli bukan jiwa satria takut darah, negri dah kayak gini mahaaiswa yg katanya calon pemimpin masa depan kok plonga plongo ndak ngerti berjuang untuk bangsa,” tulis pemilik akun Twitter @hartina_lusi, menanggapi tagar Mahasiswa yang trending hingga tercatat 11.700 ciutan disampaikan netizen.
Sebelumnya pemilik akun Twitter @RomitsuT menulis, “Kalau kau Pengangguran. Kalau kau Mahasiswa/wi tingkat akhir. Terutama kau Pencari Kerja yang pernah melamar kerja tapi selalu gagal maka, TERLALU BODOH kalau memilih Capres yang didukung maupun Capres yg ingin meneruskan kinerja yg merugikan dari rezim ini.”
Kalau kau Pengangguran.
Kalau kau Mahasiswa/wi tingkat akhir.
Terutama kau Pencari Kerja yang pernah melamar kerja tapi selalu gagal maka,
TERLALU BODOH kalau memilih Capres yang didukung maupun Capres yg ingin meneruskan kinerja yg merugikan dari rezim ini.TKA vs pengangur👇 pic.twitter.com/uKZHuQcPED
— Romitsu Top (@RomitsuT) October 5, 2023
Sontak netizen gaduh menanggapi tagar Mahasiswa yang trending hingga tercatat 11.700 ciutan yang mereka sampaikan.
Seperti pemilik akun Twitter @GSukarjah menulis, “Betul bang, negeri ini ky raya tp rkyatnya miskin bhkn slm 9 tahun rakyatnya sengaja di miskinkn dan di adu domba”
Lalu pemilik akun Twitter @PareParesek menulis, “Klo pengangguran sama mahasiswa/wi nya pinter, paling tdk ada otak, negara ini ga akan rusak begini….”
@Ghovar4 menulis, “Miris”
@YusronP1 menulis, “TKA di utamakan…..pribumi nomer 2”
@boyplay92530631 menulis, “Betul juga sudah tau rekam jjejak nya bakal kwmana arahnya ya…masih kita nekat pilih ya…itu ya ggk tau lagi”
@SSukasim menulis, “Angka berbicara:
Dg Penyertaan Modal Negara (PMN) 46,98 trilyun, Era SBY bisa mengurangi 2,92 juta pengangguran.
Sementara oknum pemerintahan lain, PMN 455,72 trilyun malah menciptakan 1.18 juta pengangguran.”
Sekjen Kemenaker paparkan tantangan ketenagakerjaan era kekinian
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Sekjen Kemenaker) Anwar Sanusi memaparkan kebijakan dan tantangan ketenagakerjaan era kekinian di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Rabu (4/10/2023).
Pada kegiatan Ministerial Lecture yang diselenggarakan Kemenaker, Pasker ID, dan Direktorat Kemahasiswaan dan Penyiapan Karir Unhas tersebut, Anwar Sanusi memulai pemaparan dengan menampilkan data kondisi ketenagakerjaan Indonesia, seperti kualitas tenaga kerja hingga jumlah pengangguran.
“Kualitas SDM kita masih rendah. Kalau dibandingkan rata-rata ASEAN, masih di bawah rata-rata. Sementara itu 60 persen masih bekerja di sektor informal,” katanya.
Sekjen Anwar Sanusi juga menyinggung soal peluang dan tantangan ketenagakerjaan saat ini, termasuk tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang saat ini punya peluang kerja lebih beragam.
“Soal TKI, peluang karirnya tak hanya sektor domestik, tapi tenaga profesional banyak, seperti IT, hospitality, dan lain-lain. Peluang ini luar biasa seandainya SDM kita bisa mengisi peluang ini,” ucapnya.
Anwar Sanusi juga menyinggung soal karakteristik generasi Z yang hanya ingin melakukan pekerjaan yang disenangi saja dan tidak memiliki batasan antara bekerja dan hiburan.
“Semakin cairnya konsep tempat kerja juga disukai generasi Z. Generasi sekarang tidak mau yang kaku. Di Kemnaker banyak ruangan yang model co-working konsep kerjanya,” kata Sekjen Kemnaker itu.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Prof Adi Maulana, dalam sambutannya mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas terlaksananya Ministerial Lecture yang merupakan kerja sama Unhas dan Kemnaker.
Prof Adi menyinggung soal tantangan dunia kerja saat ini. Menurutnya, topik yang akan disampaikan sangat memberikan informasi berharga kepada mahasiswa Unhas yang tak lama lagi akan bersaing di pasar kerja.
“Tantangan sangat berbeda di zaman kami. Persaingan tidak begitu heboh, hanya tiga syarat, tidak bodoh, aktivis, dan jaringan,” ujarnya.
Selain itu ia juga menyinggung persaingan tenaga kerja asing yang juga sangat masif, termasuk di Sulsel yang kini diserbu tenaga kerja asing.
(Sumber: Antaranews.com)