Business is booming.

Profil Egianus Kogoya, Pentolan-OPM Muncul Lagi Terkait BEM UI Trending

tentara Indonesia sudah mengetahui bahwa lokasi perang itu berada di Wamena sampai ke Mumugu.

Tagar BEM UI masih trending di media sosial X (Twitter) pada Sabtu (20/4/2024), menyusul netizen mendesak aparat jangan memperdulikan HAM seperti permintaan BEM UI saat numpas OPM/KKB karena separatis pun tak perduli HAM saat bunuh anggota TNI/Polri, seperti dilakukan pentolan OPM Egianus Kogoya dan kelompoknya.

“Opm/ kkb di tumpas aja seakar”nya biar NKRI aman dan jangan memperdulikan HAM, karena anggota TNI/ Polri kita byk yg terbunuh tanpa di usut pelanggaran HAM,” tulis pemilik akun Twitter @SiswantoSp30622, menanggapi tagar BEM UI yang trending.

Begitupun pemilik akun Twitter @ikram_adja menulis, “Banyak Prajurit TNI POLRI Yang tewas dibunuh OPM saat bertugas amankan masyarakat. OPM tak lebih dr kawanan pengecut. Kabur saat perang terbuka, Sudah saatnya TNI POLRI sikat habis OPM.”

@rio74262208 menulis, “Terserah kamu mau bicara apaa seluruh rakyat Indo di Jawa dan sumater dan daerah lainya mau dukung TNI. Kami rakyat papua Mau merdeka. Urus indonesia mu biarkan kami mengurus Papua Kami.”

@PanglimaAnom2 menulis, “Demi Negara KesatuanRepublik INDONESIA Singkirkankan Para Pemberontak yg menginginkan Indonesia Terpecah belah…Bangkit,Maju Wahai Para Kesatuan Tentara Nasional Indonesia,dahulu para pahlawan berkorban demi NKRI.”

@trievanchange menulis, “apakah HAM hanya berlaku di +62, mengapa Gaza porak-poranda HAM tetap berlalu 🤭”

@77hpstar menulis, “Lagsung wae terapkan jd wilayah darurat & operasi militer, evakuasi warga yg bukan OPM(krn sgt sukutbutk bedain mana org Papua yg OPM/yg bukan), gunakan teknologi drone sisir&rayakan markas2 OPM,tutup perbatasn2 spy suply logistik&senjat mrekahabis,ancam ngr2 luar yg membantu OPM.”

@yunimoesseno menulis, “Ditunggu tindakan nyata pemerintah. Berani selesaikan “pengacau” Papua?”

@Mule99248628 menulis, “Ini kelompok pemberontak dihabisi saja.TNI tidak usah dengar HAM. Tidak ada HAM buat orang yang ingin memisahkan diri dari NKRI.NKRI harga mati.”

@EdSanusi menulis, “Tindak TEGAS, jangan kasih kesempatan buat perusak yg ingin MENGUASAI..”

PROFIL Egianus Kogoya Pentolan OPM yang Hingga Kini Menyandera Pilot Susi Air Kapten Philips Mark

Profil Egianus Kogoya, pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyandera Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens.

Baca Juga:  Denmark Lebih Banyak Dijagokan Dibanding Wales di Laga 16 Besar Euro 2020, Gareth Bale Cuek

Diketahui, Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens terlihat dalam rekaman video.

Rekaman video Kapten Philips Mark Mehrtens itu tersebar di media sosial.

Dalam rekaman yang tidak diketahui tanggal pembuatannya itu, Kapten Philips meminta agar TNI tidak menyerang dan menjatuhkan bom.

“Di daerah sini tentara Indonesia menggunakan pesawat tempur lalu melepas bom. Orang-orang di sini minta tolong agar jangan lepas bom. Tolong berhenti,” demikian kata Kapten Philips.

Kapten Philips diketahui masih disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga. Ucapan Philips tersebut terekam dalam video yang tersebar luas di media sosial.

Dalam video tersebut Pilot Susi Air juga meminta dunia internasional berbicara dengan Indonesia agar jangan menyerang menggunakan bom besar.

Dalam potongan video, Egianus Kogoya mengatakan, tentara Indonesia sudah mengetahui bahwa lokasi perang itu berada di Wamena sampai ke Mumugu.

“Itu lokasi perang dan kami sudah kosongkan tempatnya. Kalau dari Kiamgi, Agandugume, Alama dan Mumugu dan Deselema itu adalah lokasi pengungsian masyarakat sipil,” kata Egianus melalui video berdurasi 2.09 detik.

Sosok Egianus Kogoya

Selain Pilot Susi Air, Egianus Kogoya juga muncul ke publik melalui video dan beredar di sosial media.

Egianus Kogoya ikut berbicara dengan Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens.

Diketahui, Kapten Philips Mark Mehrtens disandera OPM pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga.

Didampingi Egianus Kogoya, Kapten Philips Mark Mehrtens mengeluarkan pernyataan melalui video menyebut tentara Indonesia telah melepaskan bom menggunakan pesawat pemburu pada dini hari.

“Di daerah sini tentara Indonesia menggunakan pesawat tempur lalu melepas bom. Orang-orang di sini minta tolong agar jangan lepas bom. Tolong berhenti,” kata Philips dalam video tersebut.

Sementara, Egianus Kogoya dalam video tersebut mengklaim tentara Indonesia (TNI) sudah mengetahui bahwa lokasi perang itu berada di Wamena sampai ke Mumugu, perbatasan Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Baca Juga:  Hari Ini, Ingat Serangan Umum 1 Maret, Ingat Hari Penegakan Kedaulatan Negara

“Itu lokasi perang dan kami sudah kosongkan tempatnya. Kalau dari Kiamgi, Agandugume, Alama dan Mumugu dan Deselema itu adalah lokasi pengungsian masyarakat sipil,” kata Egianus dalam video tersebut.

Egianus menuding TNI telah melanggar aturan menggunakan pesawat pemburu menurunkan bom pukul 04:00 WIT.

“Itu salah karena itu tempat dan lokasi masyarakat mengungsi. Kalau untuk Pilot Susi Air, Philips Mark Martens sudah aman dengan masyarakat. Kami TPNPB-OPM sedang putar untuk perang,” ujarnya.

Lanjut Egianus, saat ini pilot sudah kembali ke tangan TPNPB-OPM di mana Egianus akan membawa pilot sampai ke daerah perang manapun.

“Saya minta tentara Indonesia jangan kasih turun bom lagi di tempat-tempat pengungsi. Tempat perang adalah jalan trans Wamena ke Nduga,” ujar Egianus.

Profil Egianus Kogoya

Egianus Kogoya merupakan Panglima Komando Daerah Perang III Ndugama yang merupakan bagian dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.

Ia merupakan putra dari seorang tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang telah meninggal, Daniel Yudas Kogoya.

Ayah Egianus Kogoya semasa hidupnya aktif sebagai tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang juga terlibat dalam penculikan tim Ekspedisi Lorentz pada 1996.

Kelompok bersenjata yang dipimpin Egianus Kogoya ini diperkirakan memiliki anggota sekitar 50 orang.

Usia Egianus tergolong muda sebagai pimpinan OPM.

Dilansir Wikipedia, Egianus lahir pada 1999.

Soal usia Egianus, juga pernah dibahas oleh seorang jurnalis senior, Victor Mambor.

Victor memperkirakan usia Egianus dan para anggotanya masih tergolong muda.

Diketahui, Victor mengaku pernah bertemu Egianus di Distrik Mbua pada 2019 lalu.

Pertemuan tersebut dibuat berdasarkan janji dengan perantara melalui seseorang yang tak disebutkan identitasnya.

Kelompok Egianus sebelumnya pernah berafiliasi dengan OPM pimpinan Goliath Tabuni yang beroperasi di Kabupetan Puncak Jaya.

Baca Juga:  Airlangga: Tersedia 77,5 Juta Dosis Vaksin Agustus Ini

(Sumber: Tribun Medan)

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...