Profil Shinta Kamdani, Ketum Apindo, Tolak Iuran Tapera untuk Pekerja
“Apindo mendorong pemerintah untuk memanfaatkan dana BPJS Ketanakerjaan secara optimal dalam mendukung program perumahan.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang dipimpin Shinta Widjaja Kamdani kini dalam sorotan.
Ia menolak kebijakan pemotongan gaji karyawan swasta untuk Tapera, Tabungan Perumahan Rakyat.
Dalam kebijakan ini karyawan negeri atau PNS/TNI/Polri hingga karyawan swasta akan dipotong gajinya sebesar 3 persen setiap bulan.
Uang tersebut diperuntukan untuk kebutuhan perumahan karyawan.
Uang tersebut tidak hilang, dan bisa digunakan saat pekerja itu pensiun.
Ada pun Apindo menolak karena dianggap membebani pekerja dan pengusaha.
Potongan gaji bulanan pekerja saat ini sudah banyak, potongan untuk Tapera akan memberatkan.
Selain itu Tapera dianggap sebagai duplikasi program yang sudah ada.
Yaitu Program Manfaat Layanan Tambahan (MLT) perumahan pekerja bagi peserta program Jaminan Hari Tua (JHT) BP Jamsostek.
Dalam instagram Apindo yakni @apindo.nasional Shinta Kamdani menulis panjang lebar.
“Apindo mendorong pemerintah untuk memanfaatkan dana BPJS Ketanakerjaan secara optimal dalam mendukung program perumahan. Dana Jaminan Hari Tua (JHT) yang tersedia seharusnya dimanfaatkansepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan perumahan pekerja, sehingga tak ada penambahan beban iuran yang harus ditanggung oleh pekerja swasta dan pelaku usaha.”
Profil Shinta Kamdani
Shinta Widjaja Kamdani yang lahir tahun 1967 (umur 56–57). Ia merupakan Pemilik dan Chief Executive Officer (CEO) Sintesa Group.
Di bawah kepemimpinannya, Sintesa Group bersinergi ke dalam 4 Pilar Usaha di bidang Manufaktur, Energi, Industri dan Produk Konsumen, menaungi 16 anak perusahaan yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.
Selain sebagai pengusaha, Shinta menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) serta Koordinator Wakil Ketua Umum III Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia)
Selain itu, Shinta juga terlibat aktif dalam sejumlah organisasi lingkungan dan sosial, di antaranya sebagai Pendiri Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD), Pendiri Angel Investment Network Indonesia (ANGIN), Pendiri Koalisi Bisnis Indonesia untuk Pemberdayaan Perempuan (IBCWE), serta Anggota Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC) Indonesia.[5]
Shinta menjadi satu dari 30 pemimpin perusahaan global yang ditunjuk oleh Sekjen PBB untuk bergabung dalam aliansi Investor Global untuk Pembangunan Berkelanjutan (GISD Alliance)
Di tahun 2022, Shinta terpilih menjadi Ketua B20 Indonesia, sebuah kelompok engagement dari forum G20.
Kehidupan Pribadi dan Pendidikan
Shinta Widjaja Kamdani lahir di Jakarta, pada tahun 1967.
Ia merupakan anak sulung dari 2 bersaudara yang lahir dari pasangan Johnny Widjaja dan Martina Widjaja.
Shinta dikaruniai 4 anak hasil pernikahan dengan Irwan Kamdani.
Shinta Widjaja mengenyam pendidikan di Barnard College of Columbia University New York pada tahun 1989 dan Harvard Business School Executive Education, Boston, Massachusetts, USA pada tahun 2002.
Sebelum melanjutkan usaha orang tuanya, Shinta memulai kariernya sebagai trainee intern di Revlon dan Price Waterhouse sembari mengenyam pendidikan di AS.
Setelah lulus, ia lalu bergabung dalam bisnis keluarga, murni sebagai seorang profesional dan memulai kariernya dari posisi bawah.
Saat itu, tahun 1989 Shinta bekerja di perusahaan ayahnya, PT. Tigaraksa Satria dan ditempatkan dibagian Promotion and Marketing.
Pada tahun tersebut, kelompok perusahaan ini memulai sebuah usaha baru di bidang direct sales dan multilevel marketing.
Produk yang dipasarkan pertama kali adalah kosmetik.
Shinta dipromosikan dari posisi staf biasa dan mulai berkeliling setiap minggu ke berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya di Jakarta saja.
Setelah menjalani kerja lapangan di anak perusahaan kosmetik milik keluarga, Shinta mulai menapak jenjang karier yang lebih tinggi pada 1993.
Shinta juga melalui berbagai tahapan promosi hingga akhirnya menjabat posisi yang cukup senior.
Setelah bekerja sekitar lima tahun, pada tahun 1998 barulah Shinta masuk lebih dalam ke jajaran manajemen dan menjabat sebagai Managing Director dan pada tahun 2014 secara tahun 2014 secara resmi menjabat sebagai CEO.[2]
Terlahir sebagai anak dari pebisnis ulung, Shinta Widjaja Kamdani mewarisi bakat berbisnis sang ayah.
Oey Kim Tjiang, sang kakek, merintis usaha perkebunan karet pada 1919 yang kemudian menjadi perusahaan trading pada tahun 1959 dengan nama PT Tigaraksa di bawah kepemimpinan sang Ayahanda, Johnny Widjaja.
Pada tahun 1999 Shinta mengajukan konsep kepada Ayahnya untuk bermitra dan membuat konsep baru untuk perusahaan keluarganya.
Ia mengusulkan untuk membuat sebuah Holding Company karena usaha yang dimiliki keluarganya saat itu dinilai terlalu beragam.
Shinta mengusulkan untuk membagi bisnis yang ada masuk kedalam 4 pilar usaha, dan menjual perusahaan-perusahaan yang tidak sesuai dengan 4 pilar tersebut.
Tahun itulah (1999) yang kemudian menjadi kelahiran Sintesa Group, dan dia didapuk sebagai pimpinannya.
Kemudian, di bawah kepimpinan-nya, Shinta merangkum seluruh legacy keluarga kedalam Corporate Culture (4E-Empathy, Empowerment,Excellent dan Entrepreneurship).
Legacy tersebut kemudian ia proyeksikan sebagai visi bisnis untuk menjadikan perusahaan menjadi Sustainable Excellence Company.
Sebagai bagian dari prestasinya di berbagai organisasi, Shinta memperoleh sejumlah penghargaan.
Pada tahun 2011, Shinta menjadi salah satu pengusaha yang berhasil bertemu dengan dalam sebuah sesi diskusi dengan para entrepreneur di negara berkembang.
Kemudian, Shinta memperoleh penghargaan dari FORBES Asia dan masuk dalam FORBES Asia’s 50 Powerful Businesswomen (2012, 2013, & 2016) , the Asia’s Leading Businesswoman of the Year Award from Women in Leadership Forum (2013), Women Entrepreneur of the Year from Asia Pacific Entrepreneurship Awards (2014)
Laluu Women of Power from Asian Business Leadership Forum (ABLF) Abu Dhabi (2012), 30 Best CEOs by Business Indonesia Award in 2015.
Pada tahun 2017, atas keterlibatannya dalam meningkatkan hubungan ekonomi Shinta memperoleh penghargaan dari Raja Swedia dan Belgia sebagai the Commander of the Polar Star by the King Carl XVI Gustaf of Sweden and the Commander of the Order of Leopold of Belgium.
Selanjutnya pada tahun 2019, atas kesuksesannya membangun Sintesa Group, Shinta telah memperoleh penghargaan Woman Entrepreneur of the Year at the Asia Corporate Excellence & Sustainability Award (ACES Award).