Rizal Ramli Trending Sebagai Menteri Pecatan, Kok Bisa? Ini Kisah dan Jejak Kariernya
Rizal Ramli Terkenal Sebagai Ekonom Kritis, Mengapa Dibully sebagai Menteri Pecatan?
Ekonom Rizal Ramli trending topic sebagai #Menteripecatan.
Dengan beberapa kali dipecat dalam jejak kariernya, maka Rizal Ramli pun dibully ketika memunculkan keinginan jadi calon presiden.
Terakhir ia dipecat presiden Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Indonesia diganti Luhut Binsar Panjaitan.
Nah, saat dipecat Jokowi ia menolak dan meminta alasannya.
Seperti diungkapkan mantan Wapres Jusuf Kalla, akhirnya Rizal Ramli disuruh menunggu.
Namun setelah menunggu lama bukannya ditemui namun ditinggal pulang oleh Jokowi bersama Jusuf Kalla.
Mengangkat dan memberhentikan Menteri adalah hak prerogatif Presiden.
“Ternyata yg dimaksud netizen #MenteriPecatan itu Rizal Ramli. Menurut sobat twips, apa yang ada di benak kamu saat dengar nama Rizal Ramli?” tulis akun @SantikaSyah
“Geger Rizal Ramli Mau Jadi Presiden… Wow mimpi disiang bolong. Kebanyakan makan mecin nih jadi mabok kek tukang obat di parkiran Monas. #MenteriPecatan.” @djhoen_
Berikut sebagian cuitan netizen terkait #MenteriPecatan
@Tifani92499754: Mungkin harus bisa lapang dada menerima kenyataan kan
@carlaindriana: Beberapa hari jadi Menko sudah membuat kontroversi. Berkomentar banyak tentang kabinet lain padahal Rizal Ramli tidak mengerti. Cocok banget dikasih gelar #MenteriPecatan
@_leonSR_: Ada yg mau dukung Rizal Ramli #MenteriPecatan jadi presiden? Ada? Saya sih No, gatau kalo mas anang~
@harmonia83: #MenteriPecatan. Memalukan cuma modal omong doang. Pas kerja ga bisa apa2
@Nusantaraku01: Ibu Sri Mulyani beberapa kali meraih penghargaan sbg Menteri Keuangan terbaik level internasional. Sedangkan Rizal Ramli beberapa kali dipecat jd Menteri Alias #MenteriPecatan. Plis jgn dibandingin. Kyk langit dan bumi !
@NKRIsalamina: Jadi menteri itu harus bisa kerja bulan cuap2 doang Pantas dipecat mulu #MenteriPecatan
Calon Presiden
Sebelumnya, Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) merilis survei terbaru terkait elektabilitas para tokoh yang dianggap publik paling layak menjadi presiden di 2024.
Kedai Kopi mengklasifikasi tokoh-tokoh yang dianggap paling layak jadi Presiden 2024, dengan latar belakang profesi.
Dalam temuannya mengenai elektabilitas tokoh ekonom, nama Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menempati urutan puncak dengan 18,3 persen.
Disusul ekonom Muhammad Chatib Basri 18,2 persen, dan Menko Ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Rizal Ramli, dengan 17,1 persen.
“Gita Wirjawan 18,3, Muhammad Chatib Basari 18,2, Rizal Ramli 17,1,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo saat memaparkan hasil surveinya secara virtual, Senin (12/4/2021).
Di posisi keempat ada nama Perry Warjiyo dengan 8,0 persen, Rhenald Khasali dengan 7,8 persen, dan Agus Martowardojo 7,2 persen.
Berikutnya, ada nama ekonom senior Kwik Kian Gie dengan 6,6 persen, ekonom senior INDEF Faisal Basri 6,4 persen, lalu Bambang Brodjonegoro 5,3 persen, dan lchsenudin Noorsy 5,1 persen.
Khusus Rizal Ramli, walau namanya mencuat hanya dibidang ekonomi, ia pernan deklarasi capres hingga 3 kali.
Ia hattrick mencalonkan diri jadi Presiden. Tiga kali “nyapres” apa sebenarnya yang mendorong mantan Menko Kemaritiman ini maju?
“Hobi atau bagaimana, Pak?” tanya Mata Najwa.
“Saya ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 10 persen!” kata Rizal Ramli.
Dikenal dengan jurus kepretnya, Rizal Ramli juga menyatakan, “Indonesia ini banyak tikusnya, harus dikepret.”
Saat Menolak Dipecat
Seperti diketahui, Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK) menceritakan detik-detik mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Kabinet Kerja Rizal Ramli direshuffle.
Awalnya JK menceritakan alasan di balik penggantian Rizal ketika itu.
JK mengatakan saat itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk mengganti Rizal karena sejumlah hal.
Namun terutama karena dinilai tidak mampu memimpin dan berkoordinasi.
JK mengungkapkan saat itu Rizal dinilai tidak mampu memimpin di antaranya ditunjukkan dengan pada saat rapat koordinasi dengan para menteri yang dikoordinasikannya para menteri tersebut jarang datang dan hanya diwakili oleh Direktur Jenderal dari kementerian tersebut.
Selain itu, kata JK, usul Rizal terkait dengan Blok Masela saat rapat Kabinet Kerja ketika itu yang kemudian sempat disetujui Jokowi juga dianggap justru tidak tepat dan tidak menguntungkan negara.
Karena itu, Rizal dipanggil ke Istana oleh Jokowi pada 10 bulan masa jabatannya sebagai Menko Bidang Kemaritiman.
Saat itu, kata JK, Jokowi menyampaikan sendiri kepada Rizal alasan menggantinya adalah demi kebaikan Kabinet Kerja.
Namun ketika itu, kata JK, Rizal menolak dan menanyakan apa kesalahannya.
Ketika itu, kata JK, Rizal bahkan sempat marah-marah dan bersikukuh meminta Jokowi menjelaskan apa kesalahannya.
Akhirnya, kata JK, Jokowi meminta Rizal untuk menunggunya di sebuah ruangan di Istana karena Jokowi harus mengurusi persoalan lainnya.
Setelah urusan Jokowi selesai sekira pukul 10 malam, kata JK, Jokowi menanyakan ajudannya apakah Rizal masih di Istana.
Mengetahui Rizal masih ada di Istana, kata JK, Jokowi justru mengajak dirinya untuk pulang dan meninggalkan Rizal.
JK mengatakan ketika itu ia menuruti kemauan Jokowi dan pulang.
Kemudian, kata JK, sekira 30 menit setelah keduanya ke luar dari Istana, Rizal menanyakan di mana Jokowi berada.
Mengetahui Jokowi dan dirinya sudah pulang, Rizal kemudian kesal.
Setelah itu, kata JK, Rizal tidak menghubungi untuk menanyakan terkait alasan penggantiannya kepada dirinya.
Namun demikian setelah itu, JK mengaku masih sesekali bertemu dengan Rizal jika ada acara-acara.
“Kasihan juga, sampai sekarang saya juga kasihan,” kata JK dalam tayangan Karni Ilyas Club yang ditayangkan perdana pada Jumat (6/11/2020).
Jejak Karier Rizal Ramli
Dr Ir Rizal Ramli MA (lahir di Padang, Sumatra Barat, 10 Desember 1954; umur 66 tahun)
Ia adalah seorang mantan tokoh mahasiswa, pakar ekonomi dan politikus Indonesia.
Ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia menggantikan Indroyono Soesilo sejak 12 Agustus 2015.
Sebelumnya, ia juga pernah menjabat Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Menteri Koordinator bidang Perekonomian, serta Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.
Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.
Oleh sebagian kalangan, Rizal Ramli dijuluki sebagai “Sang Penerobos” karena ide-idenya yang tidak konvensional namun tepat sasaran, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Ia juga pernah didaulat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) tandingan pada September 2013, setelah terjadinya perpecahan dalam tubuh organisasi itu.
Pada Oktober 2015, posisi Rizal sebagai ketua umum Kadin Indonesia digantikan oleh Eddy Ganefo.
Setelah sekian lama tidak masuk dalam lingkaran utama kekuasaan, pada Agustus 2015, Rizal Ramli diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk bertugas mengurus bidang kemaritiman dan sumber daya.
Walau sudah berada dalam pemerintahan, sikap kritis Rizal tidak berubah.
Ia sering melontarkan kritik pedas (yang diistilahkan kepret) terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga ia mendapat julukan baru “Rajawali Ngepret”.
Namun selanjutnya ia direshuffle karena dianggap tak mampu memimpin departemennya.
Jabatan Politik Rizal Ramli
* Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Indonesia
2015–2016 diganti Luhut Binsar Pandjaitan
* Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia
2000–2001 diganti Burhanuddin Abdullah
* Menteri Keuangan Indonesia 2001 digantian Boediono
* Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) 2000–200i diganti Widjanarko Puspoyo