Ramai di Twitter, Netizen Usulkan Adian Napitupulu Jadi Jubir Presiden
Cocok banget bang Adian Napitupulu sama pak Presiden jokowi

Jubir Presiden Jokowi Fadjroel Rachman telah diangkat menjadi Duta Besar Kazakhstan.
Calon penggantinya masih kosong dengan muncul pertanyaan, masih perlukan Jokowi memiliki Jubir?
Sementara itu kabar terbaru, netizen tampak sangat setuju jika Jubir Jokowi pengganti Fadjroel adalah Adian Napitupulu.
Kemampuan berkomunikasi dan jago debat, membuat Adian tampak mengalahkan usulan calon jubir lainnya, missal seperti Budiman Sudjatmiko, sesame aktivis.
Munculnya nama Adian untuk Jubir presiden berawal dari usulan isen akun @BiLLRaY2019.
Ia membuat pertanyaan, siapa sosok yg tepat sebagai jubir Presiden pengganti Fajroel Rahman – Fahri Hamzah: RT (tetweet) atau Febri Diansyah Like.
Hampir tak ada netizen yang memilih keduanya.
Ketika muncul nama Adian Napitupulu, netizen lain langsung mengamininya.
Berikut cuitan netizen tentang Adian Napitupulu sebagai calon jubir Presiden Jokowi.
@Lady_Zeebo: Adian Natipuluh jubir Presiden pengganti Fajroel Rahman
@Yohannescarrol: Adian Napitupulu akan jadi jubir Presiden,ini baru sadis!!
@bungfrankz: Saya setuju kalau Adian Napitupulu jadi Jubir Presiden Jokowi
@mahasiswigenz: Kalo aq sih mending bang Adian Napitupulu aja yg jd Jubir @jokowi utk pengganti pak Fajroel @fadjroeL
@hogasthe: Walopun hya jajak pendapat sya pun sgt s7 100%. Dn doa sya buat bang adian napitupulu smga terpilih mggantikan bang fajrul rahman. Dn smga smkn solid ke depanya. Amiiin.
@swandy_auto: Cocok banget bang Adian Napitupulu sama pak Presiden jokowi
@abdya73: Mas Budiman Sudjatmiko dan Bang Adian Napitupulu,bagi saya adalah 2 tokoh yang hebat
@Lucky_HS: Adian Napitupulu kehilangan lawan debat dong
Seperti diketahui Jubir Presiden Jokowi Fadjroel Rachman dilantik sebagai Duta Besar Kazakhstan.
Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebenarnya tidak membutuhkan pengganti Fadjroel Rachman.
Pasalnya, dalam sisa waktu pemerintahan yang tinggal dua tahun setengah ini, Jokowi sudah memperlihatkan fokus komunikasi istana adalah dirinya sendiri.
“Kalau pertanyaannya apakah sebenarnya Jokowi membutuhkan jubir, pengganti Fadjroel Rachman. Saya pribadi malah mengatakan tidak perlu.”
“Dengan sisa waktu katakanlah sekitar dua tahun setengah, Pak Jokowi sudah memperlihatkan kalau di periode kedua ini fokus dari komunikasi istana itu ada di dirinya sendiri,” kata Yunarto dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (27/10/2021).
Lebih lanjut, Yunarto menilai, untuk isu-isu sensitif terutama terkait penanganan pandemi, maka penting dilakukan oleh Jokowi sendiri dan tidak bisa digantikan siapapun.
Selain itu, di sisa masa pemerintahan, Jokowi harus lebih sering muncul.
Menurut Yunarto, kehadiran Jokowi secara langsung dalam komunikasi istana ini bisa menjadi simbol jika pemerintahan masih berlangsung.
Yunarto juga menyarankan, dibandingkan mencari Jubir Presiden yang baru, lebih baik Jokowi mengoptimalisasikan peran Setneg dan Setkab.
Profil Adian Napitupulu
Adian Yunus Yusak Napitupulu lahir 9 Januari 1971.
Ia adalah seorang politikus dan aktivis asal Indonesia yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan mewakili daerah pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) sejak tahun 2014.
Ia saat ini juga merupakan anggota Komisi VII DPR yang memiliki ruang lingkup tugas di bidang energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup.
Pada pemilu 2019, Adian maju kembali di dapil yang sama.
Di dapil ini, Adian bersaing dengan politisi Partai Gerindra Fadli Zon.
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara KPU, Adian Napitupulu meraih 80.228 suara, berada di bawah perolehan suara Fadli Zon yang mencapai 230.524 suara.
Adian merupakan anak dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu dan Soeparti Esther.
Ayahnya merupakan seorang pegawai negeri sipil di Kejaksaan Republik Indonesia, Ishak pernah menjadi Kepala Kejaksaan Negeri di sejumlah kota, di antaranya di Kotamobagu, Barabai, dan Kupang,
Adian kecil pun ikut orang tuanya yang selalu berpindah tugas ke beberapa kota tersebut.
Ayahnya wafat pada tahun 1981 ketika ia bekerja di Kejaksaan Agung di Jakarta.
Adian menyelesaikan sekolah dasarnya di SDN 01 Ciganjur, Jakarta dari tahun 1979 sampai 1985, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 166 Jakarta dari 1985 hingga 1988, dan terakhir bersekolah di SMA Negeri 55 Jakarta dan tamat pada tahun 1991.
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1991, karena berbagai macam kegiatan aktivismenya, ia baru dapat menyelesaikan studi S1-nya tersebut pada tahun 2007.